Opini: Prabowo Juga NU Loh

22 Jan 2024 : 00.43 Views 1

Tagar.id Tagar.id Jenis Media: Nasional

Opini: Prabowo Juga NU Loh

PRABOWO JUGA NU, LOH...!!!

Oleh. Mukti Ali Qusyairi, Penulis buku Ulama Bertutur tentang Jokowi

30 Oktober 2023 saya menulis status facebook yang berbunyi begini, “Capres-Cawapres 2024: ketiganya ada unsur NU. Ganjar (menantu kiyai NU), Mahfud MD (orang NU dan sahabat dekat Gus Dur); Prabowo Subianto (warga kehormatan Banser NU), Gibran (keluarga NU, karena guru ngaji keluarga besarnya adalah para kiyai alumni pesantren NU dan warga kehormatan Banser); Anies (bukan NU), Muhaimin Iskandar (cucu pendiri NU). Sesama NU tak boleh terlalu tegang, rilkes, ngopi-ngopi, cair, dan hompimpa alaihum gambreng (dari Tuhan Kembali ke Tuhan, mari kita bermain)”.

Mengapa saya membuat status itu? Ada dua alasan. Pertama, ada oknum yang menggunakan identitas NU sebagai alat mendulang suara di Pilpres 2024. Seperti penyataan Muhaimin Iskanda, Cawapres Anies Rasyid Baswedan, disingkat AMIN, yang menyatakan bahwa, “orang yang punya ideologi NU pasti istiomah pada AMIN. Saya meragukan ke-NU-annya kalau tidak milih AMIN”.

Pernyataan Muhaimin ini direspons langsung oleh Khofifah Indarparawansan, yang memilih dan mendukung 02 pasangan PAGI (Prabowo-Gibran) dengan menyatakan bahwa, “jadi kalau saya ketua umum PP Muslimat NU, lalu kemudian ada yang meragukan ke-NU-an saya, harus dibalik. Jadi yang meragukan yang mana? Mereka pernah berjuang di NU struktural berapa lama? Dalam konteks apa? Dan seterusnya. Sudah kita saling menghormati. Saya sebut muncul understanding, muncul respace, dan muncul tras ya. Katanya jika orang NU itu harusnya mendukung pasangan AMIN? Loh, yang NU yang mana? Bahwa itu Mas Imin itu PKB. Jadi bedakanlah antara partai dengan organisasi. Kalau saya ini loh ketua Umum PP Muslimat NU. Biar itu dilabur dengan 7 kali air sungai dan 7 kali air bunga, ya tetap saya ketua Umum PP Muslimat NU.

Agaknya Khofifah hendak meluruskan bahwa Muhaimin adalah orang PKB, partai, bukan orang yang secara struktural berada di NU. Meski cucunya pendiri NU. Akan tetapi the facto, saat ini, Muhaimin Iskandar adalah ketua PKB, bukan seorang yang berada di struktural NU. Karena itu, menggunakan identitas NU untuk politik praktisnya selain tidak sesuai dengan prinsip NU yang menyatakan kembali ke khitthah dan tidak melibatkan dalam politik praktis, juga tidak realistis lantaran tidak berada di struktur NU.

Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Tsaquf sendiri dengan tegas menyatakan bahwa NU tidak ikut-ikutan politik praktis, dan tidak ikut-ikutan dalam dukung mendukung Capres-Cawapres. Tidak ada Capres-Cawapres yang mewakili NU. Mereka mewakili dirinya sendiri.

Pernyataan Muhaimin Iskandar pun bertentangan dengan pernyataan Gus Dur. Gus Dur menyatakan bahwa “NU tidak di mana-mana, tapi ada di mana-mana”. Artinya kalau dalam konteks politik saat ini, dapat diterjemahkan bahwa, NU ada di 01, 02, dan 03, dan tidak boleh ada yang mengklaim bahwa NU hanya ada di salahsatu Capres-Cawapres tertentu saja.

Kedua, sejak status facebook saya itu meluncur hingga saat ini, nama besar NU masih diperebutkan. Ada yang mengaku paling NU. Ada yang mengaku paling NU dan menuduh orang lain—rifalnya—bukan NU, dan ada yang menyatakan bahwa 01 dan 03 adalah dari keluarga NU, sedangkan 02 bukan dari keluarga NU. Ini politis sekali.

Ali Gondrong, pendukung paslon tertentu, dalam orasinya bahwa “di 01 ada aura NU dan ada aura pesantren, yaitu Gus Muhaimin. Di 02 tidak ada aura pesantren, tidak ada aura santri, apalagi NU. Di 03 ada aura santri dan NU, yaitu Bapak Mahfud MD dan Pak Ganjar juga menantunya kiyai NU”.

Kalau kita telusuri, selain Ali Gondrong, ada banyak tokoh lain yang menyatakan hal yang sama, yang menyatakan bahwa pasangan PAGI (Prabowo-Gibran) bukan dari keluarga NU. Apakah pernyataan itu valid atau tidak valid alias hoax?

Menurut saya, berdasarkan fakta dan data hasil penelitian dan pengamatan langsung menyatakan bahwa, PAGI (Prabowo-Gibran) adalah dari keluarga NU. Kita tahu bersama bahwa keluarga Prabowo punya kedekatan tersendiri dengan keluarga Gus Dur. Pernyataan Yenny Wahid dalam jumpa pers bersama Prabowo, menyatakan bahwa keluarga Yenny Wahid dan Prabowo punya kedekatan dan bertetangga di Jln. Amir Hamzah, Matraman, Jakarta Timur semenjang kakeknya Yennyi yaitu KH. Wachid Hasyim seorang Menteri Agama RI pertama dan kakeknya Prabowo yaitu Margono Djojohadikusumo seorang pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Yenny Wahid bercerita bahwa ketika Eyang Margono wafat, keluarga Yenny yang mendoakan. Tentu saja kalau orang NU yang berdoa pasti punya kekhasan tersendiri, yaitu membaca surah Yasin, tahlil, dan doa bersama.

Pernyataan Gus Dur yang menyatakan bahwa Prabowo adalah orang yang paling ikhlas. Gus Dur dalam TVOne menyatakan bahwa, “Kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo. Banyak yang dia bikin itu menunjukkan bahwa dia itu ikhlas betul kepada rakyat.” Menurut saya, pernyataan Gus Dur ini menunjukkan betapa Gus Dur memahami Prabowo dengan baik.

Secara struktural. Pada tahun 2014, Prabowo dinobatkan sebagai warga kehormatan Banser NU. Jokowidodo dan Prabowo Subianto dikukuhkan sebagai Dewan Pembina Pagar Nusa masa khidmat 2023-2028. Pagar Nusa adalah badan otonom NU. Sebelumnya, pada tahun 2012, Prabowo juga menyumbang 100 juta dalam pembangunan Padepokan Pagar Nusa.

Selain itu, saya punya pengalaman pribadi. Pada saat salahsatu posko relawan 02 yang bernama Kopi Pagi (Prabowo-Gibran) resmi diluncurkan, Bapak Hasan Nasbi, pimpinan Kopi Pagi meminta saya memimpin doa bersama. Sebagai pelayan umat dan Masyarakat, saya memenuhi undangan tersebut. Ratusan orang sudah berkumpul. Saya memimpin baca Yasni, tahlil, dan doa bersama ratusan orang yang hadir. Hadir juga Pembina Kopi Pagi, yaitu Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Ajengan KH. Ace Hasan Syadzili seorang kiyai yang keluarga besarnya memiliki pesantren di Banten dan politisi Golkar, dan tentu saja dihadiri oleh Prabowo Subianto.

Doa bersama, selametan, dan tasyakuran yang isinya membaca surat Yasin dan tahlil untuk memulai sesuatu adalah tradisi NU. Para kiyai yang ikut hadir, seperti KH. Rodilansyah dan Kiyai Achmat Hilmi, berkomentar, bahwa ini NU sekali ternyata 02. Memulai sesuatu dengan berdoa bersama. Ini pengalaman nyata yang mengkonfirmasi bahwa 02 mengamalkan alamiyah Nahdhiyah, NU.

Dari aspek pemikiran, Prabowo juga selaras dengan pemikiran NU. Yaitu; moderat, toleran—bahkan sangat toleran lantaran keluarga besar Prabowo merupakan keluarga yang majemik dari segi agama—persaudaraan, cinta tanah air. Bahkan cinta tanah air Prabowo sudah dibuktikan dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara sebagai prajurit TNI yang seluruh hidupnya untuk menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia.

Tulisan ini pun bukan bermaksud untuk menggunakan NU sebagai alat politik. Melainkan bertujuan untuk meluruskan berbagai pernyataan yang tidak berdasarkan fakta. Dan faktanya mengkonfirmasi bahwa NU ada di 01, 02, dan 03. Tak ada yang berhak menyatakan yang paling NU dan yang lain tidak NU hanya karena ambisi politik sesaat.[]

Sentimen: netral (88.9%)