Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Kab/Kota: Kemayoran
Tokoh Terkait
Maruarar Sirait Hengkang dari PDIP, Qodari Ungkap Jasa Sabam Sirait ke Megawati
Vivanews.com Jenis Media: Nasional
Sabtu, 20 Januari 2024 - 00:24 WIB
Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, turut menyoroti mundurnya politisi senior, Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan. Dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit, Qodari menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga :
Maruarar Ikut Dampingi Prabowo ke Acara Dialog di PGI, Begini Respons Golkar
“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait, adalah termasuk pendiri PDI pada tahun 1973 bahkan pernah menjadi sekjen dari PDI,” ujar Qodari dalam keterangannya, dikutip Sabtu, 20 Januari 2024.
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri
Baca Juga :
Maruarar Sirait Bantah Diperintah Jokowi Dukung Prabowo-Gibran
Dikatakan Qodari, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karir politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.
“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak oleh Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucapnya.
Baca Juga :
Mengenal Caleg Kuda Hitam PDIP yang Bisa Jadi Ancaman Petahana di Dapil Jabar X
“Jadi kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, lalu kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau gak ada Pak Sabam,” sambung Qodari.
Lebih lanjut Qodari mengatakan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga kini.
“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega bisa jadi Bu Mega mohon maaf jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karir politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.
“Kita bayangkan Bu Mega misalnya jadi kayak Rachmawati atau Sukmawati, berpartai tetapi karena gak ada momentum maka kemudian akhirnya so and so aja begitu. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Sabam Sirait meniti awal karir politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.
Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.
Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik yang awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP, Jiexpo, Kemayoran
Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui bahwa Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.
Hasto juga menyebutkan bahwa Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.
Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P. “Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.
Prabowo-Gibran Tetap Unggul Jika Pilpres 2 Putaran, Menurut Survei Poltracking
Survei Poltracking Indonesia menilai pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan menang mutlak jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
VIVA.co.id
19 Januari 2024
Sentimen: positif (100%)