Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya
Kasus: Teroris
Tokoh Terkait
Anggota DPR Kaget AS Jatuhkan Sanksi ke Pengusaha Asal Surabaya yang Dituduh Pasok Komponen Drone ke Iran
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Otoritas Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan sanksi ke pengusaha Surabaya, Agung Surya Dewanto atas tuduhan memasok komponen drone ke Iran, mengejutkan pemerintah Indonesia. Anggota Komisi I DPR, Muhammad Farhan mengaku kaget karena tindakan AS tersebut.
Farhan bahkan memuji kecanggihan intelijen AS yang sampai memiliki data vendor pemasok komponen drone ke Iran itu. Dia menyebut pemerintah Indonesia baru tahu setelah pengusaha Surabaya itu dijatuhi sanksi.
“Canggih juga intelijen USA sampai punya data vendor spare parts. Saya yakin banyak di antara kami, di pemerintahan Indonesia yang tidak mengetahui hal ini,” kata Farhan.
Saat ini pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk meyakinkan AS bahwa pengusaha tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan pembuatan drone di Iran. Farhan menilai hal itu harus dilakukan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Baca Juga: Cak Imin Sebut Gus Ipul Tak Konsisten dengan Sikap Netral PBNU: Itu Mengada-ada
Farhan menyarankan pemerintah Indonesia bisa melobbi sekaligus mengarahkan menuju kerja sama yang lebih erat dengan pengembangan teknologi militer di AS. Dia menyebut hal itu bisa menguntungkan kedua belah pihak.
“Maka USA bisa membantu Indonesia melakukan audit teknologi terhadap produk perusahaan Indonesia yang memiliki kemampuan atau teknologi militer sehingga membantu perkembangan industri militer di Indonesia,” ujar Farhan, dikutip dari BBC Rabu, 17 Januari 2024.
Pengusaha Surabaya mengaku tak terlibatTuduhan AS kepada pengusaha Surabaya itu tercatat dalam laporan Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) AS. Dalam laporan itu perusahaan milik Agung, Surabaya Hobby memasok 100 servomotor yang digunakan komponen drone (UAV) ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran.
Adapun PESC disebut menyediakan servomotor untuk Pasukan Udara Korps Pengawal Revolusi Iran, Islamic Revolutionary Guard Corps Aerospace Force Self Sufficency Jihad Organization (IRGC ASF SSJO). AS menuduh drone yang dibuat IRGC dipasok ke kelompok teroris Timur Tengah, dan Rusia.
Agung membantah tuduhan dan sanksi dari AS tersebut. Terlebih lagi memasok komponen drone ke perusahaan di Iran.
“Tidak benar, dan tidak pernah kirim ke perusahaan tersebut atau ke negara lain,” ujar Agung.
Namun Agung tidak menampik bahwa dia menjual komponen drone ke luar negeri. Hanya saja dia tidak mengetahui alat yang dipasoknya itu disalahgunakan oleh pembelinya sendiri.
Pemerintah Indonesia pun dinilai perlu untuk memperketat aturan ekspor agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain.***
Sentimen: negatif (84.2%)