Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jember
Kasus: Kemacetan
Tokoh Terkait
Pemkab Jember Pertahankan Sistem Lalu Lintas Satu Arah di Kawasan Kampus
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jember (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mempertahankan sistem lalu lintas satu arah (SSA) di kawasan kampus Kelurahan Tegalboto, Kecamatan Sumbersari. Namun SSA itu tak lagi diberlakukan 24 jam, melainkan pada jam sibuk saat pagi dan sore.
SSA diberlakukan 24 jam di empat ruas jalan yakni Jalan Jawa, Jalan Kalimantan, Jalan Mastrip, dan Jalan Riau sejak 28 Oktober hingga 3 November 2023. Sebelumnya SSA hanya diberlakukan pada pukul 6 – 8 dan 16.00 – 18.00.
Kepala Dinas Perhubungan Jember Agus Wijaya menjelaskan, SSA merupakan bagian dari program Bupati Hendy Siswanto yang ingin menjadikan kawasan kampus Tegalboto menjadi kawasan edukasi. “Tahapan-tahapan menuju kawasan edukasi ini kan memerlukan proses. Kami dari (pemangku kebijakan) transportasi mencoba memberlakukan sistem satu arah dulu,” katanya, ditulis Sabtu (4/11/2023).
Kemacetan di kawasan itu pun terurai. “Hanya ada beberapa titik yang memerlukan peningkatan fasilitas kelengkapan jalan,” kata Agus.
Selain itu muncul protes dari warga yang tinggal di sekitar empat ruas jalan tersebut karena merasa dirugikan dengan pemberlakuan SSA 24 jam. Ini yang kemudian membuat Dishub Jember melakukan evaluasi kembali.
“Kami tetap berkomitmen (SSA) 24 jam atau dengan model apapun, kami tetap akan laksanakan terus karena ini akan membawa perubahan wilayah kampus ke arah yang lebih baik,” kata Agus.
Namun pola 24 jam penuh akan diubah pada jam-jam tertentu. “Kami mencabut SSA 24 jam dan memberlakukan 2 jam pagi dan 2 jam sore untuk kami terus evaluasi sampai (tugas pokok dan fungsi) dinas-dinas terkait yang menangani kawasan kampus sebagai kawasan wisata edukasi betul-betul terwujud,” kata Agus.
Anggota Komisi C DPRD Jember Mashuri Harianto mengatakan, komunikasi menjadi kunci dalam penerapan SSA. “Saya senang sekali (SSA 24 jam) ini dicabut. Sesuai prediksi saya, yang diinginkan masyarakat itu. Toleransi masyarakat sebenarnya ada,” katanya.
Mashuri berharap kepada masyarakat untuk mematuhi pemberlakuan SSA terbatas dengan tidak mengebut di jalanan. “Mudah-mudahan ini tersosialisasikan. Kalau ini positif untuk ekonomi dan ketertiban ya dijaga, jangan tambah semrawut. Ada difabel, ada anak-anak yang ingin bersepeda engkol, dan orang-orang tua yang ingin gowes,” katanya. [wir]
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks
Sentimen: positif (80%)