10 Januari 2024 15:10 WIB

Megawati tidak ingin ada pihak yang menggiring rakyat untuk memilih salah satu calon

Megawati Soekarnoputri (X @PDI_Perjuangan)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri ingin rakyat dibebaskan untuk memilih pemimpin secara bijaksana. Megawati tidak ingin ada pihak yang menggiring rakyat untuk memilih salah satu calon.

"Bebaskan rakyat untuk bisa memilih pemimpin yang baik dengan arif dan bijaksana. Jangan didorong-dorong disuruh-suruh dengan intimidasi dengan kekerasan sudahlah," kata Megawati dalam sambutannya dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-51 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (10/1).

Megawati kemudian menyinggung soal orde baru yang akhirnya jatuh.

Sebut Arah Pemilu Sudah Bergeser, Megawati: Namun Saya Bersyukur Ada Nurani yang Berbicara

"Tolong deh. Maaf beribu maaf toh Orba akhirnya juga jatuh," lanjutnya.

Megawati mengatakan pada zaman orba dulu, lembaga yang mengatur soal pemilu lebih kuat. Namun ketika reformasi dijadikan komisi, sehingga sewaktu-waktu bisa dibubarkan.

"Dulu itu kan di zaman Orba, namanya Lembaga Pemilihan Umum atau LPU. Jadi menurut saya lebih kuat. Waktu reformasi dijadikan komisi. Komisi itu ad hoc. Sewaktu-waktu dapat dibubarkan. Berulang kali saya ngomong ini sampai saya dibuli," katanya.

Megawati mengatakan bahwa pemilu bukan alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan. Megawati menegaskan bahwa dalam pemilu ada moral dan etika yang harus dijunjung.

"Pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara. Di dalam pemilu, pemilihan umum, ada moral dan etika yang harus dijunjung," kata Megawati.