Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UGM
Kab/Kota: Cilacap, Senayan, Serang
Kasus: pengangguran
Kenapa Bermunculan Video Orang Menangisi Prabowo di TikTok? Fenomena Baru Usai Debat Ketiga Capres
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Setelah Debat Ketiga Capres 2024, marak beredar video TikTok yang memperlihatkan pendukung Prabowo Subianto menangis. Mereka merasa sedih melihat bagaimana Capres Nomor Urut 2 itu menjadi bulan-bulanan saingannya.
Ekspresi Prabowo Subianto setelah mendapat serangan dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pun dinilai netizen sebagai hal yang 'memilukan'. Mereka pun mengunggah momen menangis sebagai bentuk simpati terhadap Menteri Pertahanan tersebut.
Sejak Senin 8 Januari 2024 sampai saat ini, ratusan akun telah mengunggah video mereka menangis. Video-video itu bisa dicari di TikTok dengan kata kunci "Netizen Nangis Lihat Pak Prabowo".
"Sehat selalu pak Prabowo," ucap akun @taurusb** dalam unggahan kolase beberapa video para pendukung Prabowo yang menangis melihat capres dukungannya.
"Baru kali ini nangis ngeliat capres gue diserang, tapi Pak Prabowo memilih untuk diam. Mau debat atau enggak, Pak Prabowo tetap pilihan rakyat," kata akun @geeg**.
"Sampai nangis lihat pak Prabowo debat, smeoha tahun ini giliran bapak," ujar akun @imali**.
"Untung pak Prabowo tidak terpancing untuk memberikan data pertahanan Indonesia," tutur akun @Zaky Kurnia****.
Tidak hanya masyarakat umum, Selebgram Dara Arafah juga mengungkapkan kesedihannya melihat Prabowo Subianto di Debat Ketiga Capres 2024. Dia mengaku ikut menangis melihat Anies menghujam Prabowo dengan pertanyaan debat.
"Masa nangis gara-gara debat capres, sampai salah ngomong tuh di vidio. Aku BTW bukan timses/buzzer nya soapa siapa yaa emang debat kemarin nano nano banget vibes-nya," katanya.
Media Sosial, Lahan Prabowo 'Pencitraan'Melihat bagaimana media sosial kini marak digunakan sebagai alat politik, pakar menilai hal itu akan menjadi medan pertempuran penting bagi para kandidat.
Senior Fellow Program Indonesia di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Dr. Alexander R. Arifianto mengungkapkan bagaimana Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran kini berusaha mengubah citra sang Capres menjadi 'Kakek yang rapuh'.
"TKN Prabowo berusaha untuk menggambarkan mantan jenderal itu sebagai 'hanya kakek yang tidak berbahaya'. Terutama (ketika menyasar) anak muda yang tidak memiliki banyak pengetahuan tentang siapa itu Prabowo... apa yang diduga dilakukannya di masa lalu," katanya.
Senada, dosen di Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Mada Sukmajati menilai anak muda lebih mungkin dibandingkan generasi yang lebih tua untuk menjadi swing voters, yang pikirannya dapat diubah.
Dalam percakapan dengan mahasiswa, dia telah menemukan bahwa pemilih muda kurang peduli tentang isu-isu seperti demokrasi atau pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.
"Mereka menjawab bahwa masalah semacam ini adalah 'masalah Anda', ini adalah masalah generasi yang lebih tua. Kita sebagai generasi muda memiliki masalah kita sendiri, pengangguran dan lowongan pekerjaan," tutur Dr. Mada Sukmajati.
Anies dan Ganjar Kompak Serang PrabowoDirektur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Choirul Umam mengatakan, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terlalu sering menyerang Prabowo Subianto selama Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 Minggu 7 Januari 2024 malam.
"Debat ketiga ini semakin mempertegas pola relasi antarcapres. Prabowo yang telah memiliki elektabilitas yang relatif lebih terkonsolidasi, tampil bertahan," ucapnya, Senin 8 Januari 2024.
"Sedangkan Anies dan Ganjar terlihat kompak bersama-sama menyerang Prabowo untuk mengejar ketertinggalan basis dukungan elektabilitas mereka," kata Ahmad Choirul Umam menambahkan.
Menyoroti penampilan ketiga capres dalam debat di Istora Senayan, Jakarta, dia menilai selama debat Anies langsung menyerang lebih awal atau preemptive attack, terutama pada pribadi Prabowo selaku menteri pertahanan. Anies Baswedan seolah-olah menjalankan strategi Tsun Tzu yang menekankan bila pertahanan terbaik adalah menang.
Sedangkan untuk Ganjar Pranowo, Ahmad Choirul Umam menilai mantan gubernur Jawa Tengah itu tampil lebih tertib, dengan pola konfrontasi terukur dan diperkuat dengan substansi cukup impresif. Dia menganggap Ganjar mampu mengelaborasi argumen tentang visi pertahanan, keamanan, dan diplomasi ekonomi dengan cukup impresif.
Ganjar dan Anies Tak Merasa Serang Prabowo Secara PersonalCapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengatakan, dalam Debat tidak sekalipun dia menyerang pribadi atau personal capres lainnya, baik Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.
"Kalau saya, rasanya tidak pernah sekalipun menyerang Pak Prabowo dan Mas Anies secara pribadi. Itu enggak," ucapnya di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa 9 Januari 2024.
Ganjar Pranowo menegaskan, yang dikritisi adalah kebijakan pemerintah sesuai tema debat yakni pertahanan dan keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Selain itu, dia mengaku tetap konsisten menyampaikan visi-misi yang diusungnya terkait bidang pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik agar diketahui masyarakat.
"Semua kebijakan (dibahas) kok. Semua yang saya sampaikan visi-misi, bagaimana diplomasi internasional kita, bagaimana kelembagaan kita, bagaimana fighting dengan kondisi hari ini, bagaimana alat dari luar negeri kita pakai untuk kepentingan dalam negeri fokus pada ekonomi. Itu kan visi misi," tuturnya.
Begitu juga dengan Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan yang membantah tudingan Jokowi mengenai Debat Ketiga Capres yang dipenuhi serangan personal. Sebab menurutnya, serangan-serangan yang muncul saat itu masih terkait tema debat yang ditetapkan KPU.
"Sebenarnya yang dibahas tadi malam semua soal kebijakan, kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Publik bisa melakukan penilaian atas kebijakan-kebijakan yang dibuat," katanya di Gorontalo, Sulawesi Utara, Selasa 9 Januari 2024.
Anies Baswedan pun menyarankan pihak-pihak yang menganggapnya melakukan serangan personal kembali menonton ulang debat tersebut.
"Aneh kalau dipandang sebagai personal. Ini sama sekali tidak personal, semuanya adalah tentang kebijakan. Bisa di-review ulang kok apa yang kemarin dibahas," tuturnya.***
Sentimen: positif (88.7%)