Sentimen
Positif (99%)
8 Jan 2024 : 13.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Kasus: korupsi

Telan Dana Rp 13,5 Triliun, Jalan Tol Layang di Jawa Barat Ini Memiliki Bentuk Paling Unik se-Indonesia, Pernah Lewat ?

8 Jan 2024 : 13.05 Views 1

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Telan Dana Rp 13,5 Triliun, Jalan Tol Layang di Jawa Barat Ini Memiliki Bentuk Paling Unik se-Indonesia, Pernah Lewat ?

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Salah satu jalan tol layang di Indonesia ada yang bernama Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) yang merupakan jalan tol layang terpanjang dengan total panjang 36,84 kilometer (km).

Sebelum dinamakan jalan tol layang MBZ, jalan ini bernama jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Namun secara resmi telah diganti Presiden Jokowi pada tahun 2021 lalu.

Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) merupakan nama putra mahkota dari Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed sebagai bentuk penghormatan bagi Uni Emirat Arab atau UAE yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia selama 45 tahun.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bangun Jembatan di Atas Sungai Citarum Ini Gara-gara Warga Terjebak Macet, Gelontorkan Dana Rp52 Miliar

Jalan tol layang MBZ ini merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia yang mencakup wilayah Jakarta hingga ke Cikampek.

Jalan tol layang MBZ dibangun dengan menggunakan teknologi hasil pemikiran anak bangsa yaitu Tjokorda Raka Sukawati.

Teknologi tersebut adalah Sosrobahu yang merupakan teknologi yang sangat tepat untuk digunakan untuk membangun jalan layang yang berada di atas jalan yang telah padat pengguna seperti jalan tol Jakarta-Cikampek.

Selain menggunakan teknologi yang canggih jalan tol layang MBZ telah dilengkapi dengan fitur keselamatan seperti emergency U-turn di 8 titik, 100 CCTV secara langsung, emergency exit ramp 2 lokasi, dan emergency parking bay di 4 lokasi.

Baca Juga: Jembatan Terpanjang Se-Asia Tenggara Ini Ternyata Ada di Kabupaten Bandung Jawa Barat, Jadi Wisata Alam Hits Terfavorit

Jalan tol layang MBZ juga mempunyai 6.151 bored pile atau pondasi tiang yang menjadi penyangga konstruksi jalan tol. Tak hanya itu jalan tol ini memerlukan Steel Box Girder (SBG) atau penyalur beban di atas konstruksi jembatan sebanyak 2.585 unit dengan dimensi yang berbeda-beda.

Bentuk dari jalan tol layang MBZ ini berbeda dari jalan tol layang pada umumnya, dimana pada jalan bebas hambatan tersebut tampak bergelombang.

Berdasarkan keterangan Waskita Karya yang merupakan kontraktor jalan tol layang MBZ, kondisi tersebut sengaja didesain untuk mengakomodasi batas kecepatan kendaraan 60-80 km per jam.

Proyek jalan tol layang MBZ dikerjakan pada tahun 2017 hingga 2020 dengan menelan biaya hingga Rp 13,5 triliun.

Baca Juga: Diperkirakan Habiskan Dana Rp 1,2 Miliar Jembatan di Jawa Barat Dibangun Pakai Besi Bekas Berasal dari Pasar

Namun dibalik fakta unik tersebut, terungkap hal mengejutkan yakni adanya kasus korupsi dalam pembangunan jalan tol layang MBZ.

Menanggapi hal tersebut Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Febrie Adriansyah menyatakan, penyidikan kasus korupsi tersebut telah merugikan keuangan negara Rp 1,5 triliun.

Adapun sejak bulan September 2023, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kuntadi mengatakan bahwa modus yang digunakan para tersangka adalah dengan mengurangi spesifikasi atau volume proyek dan mengatur pemenang tender.

Lebih lanjut Kuntadi memaparkan bahwa perbuatan tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh tiga tersangka, yakni Djoko Dwijono (DD) selaku Dirut PT Jasamarga jalan layang Cikampek (JCC) periode 2016-2020, YM selaku Ketua Panitia lelang proyek JCC, serta TBS selaku tenaga ahli jembatan PT LAPI Ganeshatama Consulting.

Baca Juga: Telan Dana Rp 72 Miliar, Padahal Jembatan di Jawa Barat Ini Dibangun Menggunakan Baja Pelengkung dan Tidak Menggunakan Tiang

Menanggapi kasus tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berkomentar tentang penggantian material rangka beton menjadi baja.

Ia berpendapat bahwa, penggunaan rangka baja tak akan menimbulkan risiko dan tak jauh berbeda dengan rangka beton. Hal ini dikarenakan, rangka baja yang digunakan sekarang sudah diuji sertifikasi.

Ia mengatakan penggantian tersebut sebenarnya tidak ada risiko lantaran sudah diuji oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan telah mendapatkan sertifikasinya.

Selain itu Basuki juga memastikan bahwa jalan tol layang MBZ sudah sesuai dengan standar keamanan serta pemilihan penggunaan rangka beton atau baja tergantung pada teknis.***

Sentimen: positif (99.9%)