Oleh : Damai Hari Lubis 

KNews.id – Persaudaraan Alumni (PA) 212 tidak akan patuh terhadap seruan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ketua Divisi Hukum DPP PA 212 Damai Hari Lubis menilai, Prabowo tidak menghormati ulama dan putusan Ijtima Ulama. Oleh karena itu, dia menilai Prabowo tidak beradab.

“Sejak awal sudah tidak beradab , ditutup kembali dengan tidak beradab,” kata Damai.

Dia menjelaskan, ketidakberadaban Prabowo sudah terlihat sejak pelaksaan Ijtima Ulama I dan Jilid II. Prabowo dinilai mengabaikan petusan Ijtima yang merekomendasikan calon wakil presiden. Prabowo justru memilih Sandiaga Uno yang tidak masuk dalam rekomendasi.

“Ijtima Ulama II intinya adalah untuk mengajarkan PS, bagaimana cara beradab terhadap ulama dengan memilih cawapresnya Sandi tanpa melalui konsultasi kepada para ulama pendukungnya,” ucapnya.

Sikap yang tidak disukai PA 212 kembali ditampilkan Prabowo ketika bertemu dengan Jokowi. Prabowo disebut tidak berkonsultasi dengan para ulama sebelum melangsungkan pertemuan, padahal para ulama mendukungnya di Pilpres 2019.

“Nyatanya pada akhirnya Prabowo Subianto (PS) lagi-lagi membuat putusan yang tanpa konsultasi atau tabayyun dalam mengambil keputusan,” jelasnya.

Atas dasar itu, lanjut Damai, sejumlah ulama di PA 212 dan GNPF-U tidak akan tunduk atau mematuhi dan mengikuti keinginan Prabowo dalam mengambil keputusan.

“Maka jelas kami 212 sesuai fakta sejarah, tidak atau bukan tunduk kepada PS, melainkan kepada para ulama dibawah Imam besar kami HRS (Habib Rizieq Shihab) yang ada di Kota suci Makkah,” tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Dalam kesempatan itu, Prabowo mengucapkan selamat ke Jokowi yang terpilih di Pilpres 2019.  (Zs/NRS)