Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: Universitas Malikussaleh
Kab/Kota: Solo
Kasus: Teroris
Masih berbahayanya gerakan senyap kelompok JI
Alinea.id Jenis Media: News
Temuan senjata juga disinyalir, JI telah mengelola pendanaan yang cukup untuk melakukan perekrutan dan gerakan. Model penggalangan dana kelompok JI sejauh ini masih bertumpu pada jemaah mereka yang solid sejak 2007 di Solo dan Lampung. Menurut Chaidar, pendanaan mereka bertambah banyak seiring dengna jumlah anggota yang bertambah sepanjang tahun.
“Setelah dari Lampung, tahun 2014 mereka sudah merencanakan pindah ke Aceh. Dari situ, pendanaan mereka bertambah banyak seiring dengan jumlah jemaah yang mereka rekrut,” kata pengajar di program studi Antropologi, Universitas Malikussaleh, Aceh tersebut.
Chaidar menyebut, JI telah membangun simpul-simpul di kota-kota penggalangan dana sejak 2014. Menurutnya, JI banyak menyebar kotak-kotak amal di beberapa provinsi, yang cukup menghasilkan banyak dana untuk menopang pergerakan mereka.
"Sejak tahun 2021 adalah masa di mana rekrutmen sangat tinggi," kata Chaidar.
Jumlah penangkapan tersangka teroris dari jaringan JI yang lumayan besar sejak 2021, ujar Chaidar, menandakan JI masih patut diwaspadai, seiring dengan eksistensi basis kekuatan mereka yang berpindah dari Solo, Lampung, dan terakhir Aceh.
"Dengan diangkatnya imam baru yang sampai saat ini belum kita ketahui, sejak tahun 2021 itu lah perpindahan Lampung ke Aceh sudah mulai dirintis mereka," ucap Chaidar.
Sementara itu, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, mengakui bila kelompok JI memang banyak melakukan perekrutan. Maka, ia tak heran Densus 88 Antiteror Polri menangkapbanyak tersangka teroris dari jaringan JI.
"Di Lampung sendiri, beberapa waktu lalu, kami melakukan pelepasan baiat anggota JI. Ada 195 orang yang insaf sebelum tertangkap,” ucap Ken, Sabtu (23/12). “Walaupun mungkin menurut kacamata hukum, ini sudah memenuhi dua alat bukti.”
Tak hanya di Lampung, Ken berkata, kelompok JI juga bergerak ke Sumatera Selatan dan Jambi. Berdasarkan tren, kelompok JI banyak melakukan perekrutan anggota baru berusia remaja yang sedang ingin belajar agama, sehingga jumlahnya semakin banyak.
Di sisi lain, Ken merasa, penangkapan anggota kelompok JI yang cukup banyak pada 2023 tak terlepas dari pengamanan menjelang Pemilu 2024. “Orang yang bergabung ke JI itu, biasanya sudah ‘dimonitor’ aparat. Ketika dia sudah berpotensi untuk melakukan tindakan aksi atau kadang terkait dengan sidang atau yang lain dan dianggap bahaya,” tutur Ken.
“Jangan sampai, kalau satu lolos, tiba-tiba ledakan terjadi dan mengalihkan semua persoalan yang ada di Indonesia.”
Ken juga membenarkan kelompok JI sedang gencar menggalang dana. Termasuk kelompok NII yang juga tengah gencar melakukan perekrutan.
"Jadi ini tantangan bagi aparat kita untuk melakukan pencegahan di masyarakat, agar paling enggak perekrutan gerakan radikal yang marak itu bisa minimalisir," ucap Ken.
Sentimen: negatif (96.2%)