Sentimen
Negatif (79%)
25 Des 2023 : 14.29
Informasi Tambahan

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Bojonegoro, Surabaya, Sumenep, Bondowoso

Pengamat Politik Tanggapi Pidato Kontestan Pilpres usai Pengambilan Nomor Urut di KPU

25 Des 2023 : 14.29 Views 2

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Pengamat Politik Tanggapi Pidato Kontestan Pilpres usai Pengambilan Nomor Urut di KPU

Bojonegoro (beritajatim.com) – Pengamat politik sebagai dosen Departemen Politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman Ph.D memberikan tanggapan menarik terhadap pidato capres cawapres. Terutama pidato yang disampaikan Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres) mendapat kesempatan berpidato usai pengambilan nomor urut pasangan kandidat Pilpres 2024, Selasa (14/11/2023) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Dari ketiga pidato yang disampaikan, menurutnya pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang paling memberikan penekanan secara tegas dan kontekstual terkait dengan proses demokrasi di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Pakai Motor Bernopol Abal-abal, Polisi Tilang Pj Bupati Jombang

Dalam pidatonya, lanjut dia, Ganjar mengatakan momen politik kali ini ditandai semacam pelemahan atas kondisi demokrasi. Hal itulah yang menurut Ganjar menyebabkan keadaan politik di Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Dalam pidatonya, Ganjar menunjukan kekhawatiran terkait dengan indikasi instrumentalisasi hukum demi kepentingan politik. Khususnya terkait dengan gugatan pasal yang memberikan ruang bagi pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai kandidat wakil presiden.

“Sepertinya hal ini berhubungan dengan kontroversi terkait indikasi instrumentalisasi hukum bagi kepentingan kekuasaan dan terjadinya conflict of interest dari Ketua Hakim MK Anwar Usman dalam gugatan pasal yang disetujui yang memberi ruang bagi pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai kandidat wakil presiden Prabowo Subianto,” kata Airlangga dalam rilis yang diterima, Rabu (15/11/2023).

Skandal yang melibatkan mantan Ketua Hakim MK Anwar Usman telah merendahkan kepercayaan publik terhadap integritas pemilu yang diharapkan bisa berlangsung secara jujur dan adil, serta bebas dari intervensi atau cawe-cawe aparat.

Baca Juga: Uang Palsu Puluhan Juta Dipesan Lewat Telegram, Dikirim Ekspedisi ke Sumenep

Hal ini menurutnya menyebabkan harapan atas momen pilpres untuk menuju Persatuan Indonesia, sesuai dengan sila ketiga Pancasila dan nomor urut pasangan Ganjar-Mahfud melalui politik yang riang gembira, tercederai.

Sementara, kedua pasangan lainnya seperti pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka secara normatif sama-sama menekankan tentang pemilu yang fair dan bebas kecurangan.

Dalam pidatonya, kandidat wapres Muhaimin Iskandar menegaskan tentang pentingnya sportifitas dalam pilpres mendatang, layaknya pertandingan bola. Dimana penonton adalah warga yang bersuara dan mencatat apabila terjadi kecurangan.

Sementara pidato yang disampaikan Prabowo Subianto menekankan pentingnya pemilu yang berlangsung secara adil dan tanpa kecurangan. Pidato Prabowo Subianto tentang pentingnya pemilu yang fair dan jujur, perlu mendapat catatan kritis.

Sebab, menurut Airlangga, pasangannya sebagai cawapres yakni Gibran Rakabuming Raka yang merupakan bagian dari keluarga dinasti Presiden Jokowi. “Keterlibatan ini menimbulkan kontradiksi antara penegasan yang disampaikan dan realitas politik yang terjadi,” jelasnya.

Baca Juga: OTT Kajari Bondowoso, Begini Sikap Jaksa Agung

Apalagi, lanjut pengamat politik itu, Gibran tampil menjadi cawapres dalam proses politik yang lahir melalui proses yuridis yang cacat etis. Sehingga, hal ini memunculkan kontradiksi antara penegasan yang disampaikan dengan realitas politik yang terjadi.

“Tekanan pada pentingnya merawat demokrasi agar dinamika politik kita tidak mundur kebelakang pada jaman ketertutupan otoritarianisme merupakan point yang penting dalam proses elektoral 2024,” pungkasnya. [lus/ian]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks


Sentimen: negatif (79%)