Sentimen
Positif (100%)
23 Des 2023 : 05.25
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru, Rezim Orde Lama

Grup Musik: APRIL

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Roebiono Kertopati Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Begini Sepak Terjangnya

23 Des 2023 : 05.25 Views 8

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Roebiono Kertopati Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Begini Sepak Terjangnya

Jakarta: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mengusulkan Roebiono Kertopati menjadi Pahlawan Nasional. Roebiono dinilai layak menyandang gelar Pahlawan Nasional. Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan publik memang kurang mengenal sosok Roebiono Kertopati. Sebab, referensi yang menjelaskan tentang sepak terjangnya dalam sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan sangat minim. "TNI Angkatan Darat banyak menulis tentang sejarah para anggotanya dalam perjuangan di Tanah Air, tapi tidak ada literatur tentang Roebiono Kertopati. Saya pun mengetahui sosok dan perannya setelah menjadi Kepala BSSN," kata Hinsa melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 Desember 2023. Ia menegaskan Roebiono Kertopati adalah Bapak Persandian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kariernya dimulai dari seorang dokter pada Bagian B (intelijen) di Kementerian Pertahanan. Ia juga dipercaya menjadi dokter kepresidenan di era Presiden Soekarno. Lalu, turut andil dalam mengautopsi jenazah para pahlawan revolusi. Pada 4 April 1946, Roebiono ditunjuk untuk mendirikan sekaligus memimpin sebuah badan yang mengelola persandian nasional bernama Dinas Code oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Syarifuddin. Lalu, pada 1950, lembaga itu berubah namanya menjadi Jawatan Sandi. Sampai kemudian berubah lagi namanya menjadi Lembaga Sandi Negara pada 1972. "Semangat tanpa pamrih dan integritas yang ditunjukannya dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, menggerakan kami sebagai generasi penerus untuk mengusulkannya menjadi Pahlawan Nasional," beber Hinsa.   Sistem-sistem sandi buatan Roebiono dianggap terbukti efektif untuk berbagai kegiatan militer dan politik negara yang selalu membutuhkan kerahasiaan komunikasi pemberitaan. Sistem sandi buatan Roebino juga dapat diandalkan dalam pengamanan komunikasi. Baik di medan perang, perundingan-perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda maupun PBB, di perbatasan, dan gerilya. Ia mengatakan sosok Roebiono Kertopati yang berani tidak dikenal membuatnya dipandang ketat dalam menjaga kerahasiaan negara oleh insan persandian. Bagi Roebiono, kekhilafan satu orang saja cukup sudah menyebabkan keruntuhan negara. "Atas dasar perjuangannya tersebut selama tiga zaman (pascakemerdekaan, orde lama, dan orde baru), serta dari sudut pandang ideologi dan sosial-politik dalam membangun, mengembangkan dan pemimpin persandian hingga akhir hayatnya selama 38 tahun, memperkuat usulan Roebiono Kertopati menjadi Pahlawan Nasional," beber Hinsa. Pengusulan ini dilakukan dalam kegiatan seminar nasional bertajuk ‘Bedah Juang Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati’ di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Seminar dihadiri Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Portugal Rudy Alfonso, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan tahun 2012-2016 Budiarman Bahar. Hadir juga peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Asvi Warman Adam, dan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr. A. Budi Sulistya. Juga turut hadir beberapa pimpinan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) terdahulu beserta tamu undangan lainnya.

Jakarta: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mengusulkan Roebiono Kertopati menjadi Pahlawan Nasional. Roebiono dinilai layak menyandang gelar Pahlawan Nasional.
 
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan publik memang kurang mengenal sosok Roebiono Kertopati. Sebab, referensi yang menjelaskan tentang sepak terjangnya dalam sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan sangat minim.
 
"TNI Angkatan Darat banyak menulis tentang sejarah para anggotanya dalam perjuangan di Tanah Air, tapi tidak ada literatur tentang Roebiono Kertopati. Saya pun mengetahui sosok dan perannya setelah menjadi Kepala BSSN," kata Hinsa melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 Desember 2023.
Ia menegaskan Roebiono Kertopati adalah Bapak Persandian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kariernya dimulai dari seorang dokter pada Bagian B (intelijen) di Kementerian Pertahanan. Ia juga dipercaya menjadi dokter kepresidenan di era Presiden Soekarno. Lalu, turut andil dalam mengautopsi jenazah para pahlawan revolusi.
 
Pada 4 April 1946, Roebiono ditunjuk untuk mendirikan sekaligus memimpin sebuah badan yang mengelola persandian nasional bernama Dinas Code oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Syarifuddin. Lalu, pada 1950, lembaga itu berubah namanya menjadi Jawatan Sandi. Sampai kemudian berubah lagi namanya menjadi Lembaga Sandi Negara pada 1972.
 
"Semangat tanpa pamrih dan integritas yang ditunjukannya dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, menggerakan kami sebagai generasi penerus untuk mengusulkannya menjadi Pahlawan Nasional," beber Hinsa.
 
Sistem-sistem sandi buatan Roebiono dianggap terbukti efektif untuk berbagai kegiatan militer dan politik negara yang selalu membutuhkan kerahasiaan komunikasi pemberitaan. Sistem sandi buatan Roebino juga dapat diandalkan dalam pengamanan komunikasi. Baik di medan perang, perundingan-perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda maupun PBB, di perbatasan, dan gerilya.
 
Ia mengatakan sosok Roebiono Kertopati yang berani tidak dikenal membuatnya dipandang ketat dalam menjaga kerahasiaan negara oleh insan persandian. Bagi Roebiono, kekhilafan satu orang saja cukup sudah menyebabkan keruntuhan negara.
 
"Atas dasar perjuangannya tersebut selama tiga zaman (pascakemerdekaan, orde lama, dan orde baru), serta dari sudut pandang ideologi dan sosial-politik dalam membangun, mengembangkan dan pemimpin persandian hingga akhir hayatnya selama 38 tahun, memperkuat usulan Roebiono Kertopati menjadi Pahlawan Nasional," beber Hinsa.
 
Pengusulan ini dilakukan dalam kegiatan seminar nasional bertajuk ‘Bedah Juang Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati’ di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Seminar dihadiri Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Portugal Rudy Alfonso, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan tahun 2012-2016 Budiarman Bahar.
 
Hadir juga peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Asvi Warman Adam, dan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr. A. Budi Sulistya. Juga turut hadir beberapa pimpinan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) terdahulu beserta tamu undangan lainnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(AGA)

Sentimen: positif (100%)