Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Independensi KPK Anjlok 55 Persen, Penyebab Utamanya Firli Bahuri
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Kinerja KPK terus menurun di tengah sorotan publik. Independensi KPK anjlok hingga 55 persen.
Publik menilai lembaga antirasuah itu lemah dalam menjalankan integritas dan independesi dalam pemberatasan korupsi.
Penilaian itu diberikan usai pimpinannya, Firli Bahuri ditetapkan tersangka kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Studi anti corruption agency (ACA) terbaru pada 2023 menunjukkan merosotnya KPK dalam beberapa apsek. Pada dimensi independensi misalnya, kini tinggal 28 persen. Padahal, di 2019 independensi KPK masih 83 persen.
"Atau anjlok 55 persen," ucap Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Danang Widoyo usai menghadiri acara KPK Mendengar, kemarin.
Dimensi penindakan KPK selama 2023 juga mesorot di 61 persen. Lebih rendah dibandingkan pada 2019 yang menyentuh angka 83 persen.
Danang menyebut saat ini, juga penindakan KPK dalam kasus korupsi dinilai lebih rendah dibandingkan penanganan di aparat penegak hukum (APH) lain.
Tak hanya dari segi jumlah, namun jumlah kerugian negara yang diamankan juga menurun.
Ada beberapa hal yang membuat maruah KPK makin merosot di mata publik. Salah satunya adalah revisi penerbitan UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK. Di mana, KPK menjadi lembaga di bawah kewenangan eksekutif.
"Ini membuat KPK dinilai tidak independen lagi dan rawan mendapatkan intervensi," paparnya.
Kasus pidana dan dugaan pelanggaran etik yang menimpa Ketua KPK Nonaktif Firli Bahuri makin memperburuk citra KPK.
"Namun yang lebih dekat saat ini bisa diperbaiki adalah masalah integritas insan KPK sendiri," jelasnya.
Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan pihaknya pesimistis KPK bisa mengubah citranya menjadi lebih baik setahun ke depan. Apalagi pimpinan KPK saat ini juga mendapatkan banyak kritik.
"Kami menyoroti sosok Alexander Marwata yang bersedia menjadi saksi yang meringankan di praperadilan Firli," terangnya di Gedung Merah Putih KPK kemarin.
Alex juga memiliki komunikasi buruk lantaran mengakui di depan publik dirinya tak malu ketika Firli ditetapkan tersangka.
ICW juga spesifik menyorot penindakan KPK baik kualitas dan kuantitas yang dinilai memburuk.
Di Antarannya kasus Harun Masiku, suap bansos, yang sebenarnya ada irisan kerugian negara tapi tak ditindaklanjuti oleh KPK. (*/fajar)
Sentimen: negatif (100%)