"Jadi apapun koalisi itu, arahnya meraih kemenangan capres-cawapres. Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Jazil menerangkan bahwa partainya dengan PKB punya kans yang sama untuk koalisi. Karena keduanya memiliki sejarah yang sama sebagai koalisi poros tengah bersama PAN, PBB, dan PPP dalam memenangkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 1999 silam.

"Artinya koalisi PKB dan PKS ini bukanlah hal yang baru. Bahkan sempat menjadi partai yang mendudukan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang," jelasnya.

Dirinya menerangkan bila PKB dan PKS bisa bersatu dalam satu kubu di Pilpres 2024 maka akan menjadi magnet bagi partai lain terutama yang berskala kecil untuk ikut dalam arus politik yang mereka bawa.

"Kalau terjadi koalisi PKB dan PKS. Ini sesuatu yang baru maka akan menjadi magnet bagi partai lain untuk ikut. Minimal partai-partai di luar partai-partai gajah. Ini bisa menjadi 'koalisi semut merah'," imbuhnya.

Jazil mengungkapkan sinyal PKS kepada PKB yang memberikan panggung orasi dalam acara Milad PKS pada Cak Imin merupakan hal yang sangat diapresiasi.

"Itu tandanya PKS dan PKB sedang membangun kemesraan. Semoga publik melihatnya seperti itu. Dan kemesraan ini sesungguhnya juga terjadi di masa-masa lalu. Kami berharap kemesraan ini terulang lagi di masa depan," ujarnya.

Bila koalisi ini berhasil terbentuk, Jazil berharap bisa mengalahkan partai-partai yang selama ini memiliki stigma sebagai partai besar dan sulit terkalahkan.

"Menurut saya itu menarik. Mungkinkan bisa menang? Sangat mungkin. Dulu pernah menang. Apalagi saya dengar sendiri di acara Milad PKS yang mengusung politik rahmatan lil alamin. Ini menurut saya modal," pungkasnya.