Sentimen
Positif (100%)
29 Jan 2023 : 21.57
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Surabaya, Sidoarjo, Jember, Kediri, Pamekasan, Bangkalan

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Nilai Historis Berdirinya NU, Jadikan Sidoarjo Tuan Rumah Harlah Satu Abad

30 Jan 2023 : 04.57 Views 1

SuaraSurabaya.net SuaraSurabaya.net Jenis Media: News

Nilai Historis Berdirinya NU, Jadikan Sidoarjo Tuan Rumah Harlah Satu Abad

Dipilihnya Kabupaten Sidoarjo sebagai tuan rumah untuk perhelatan Hari Lahir (Harlah) Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) pada 7 Februari 2023 mendatang yang akan dihadiri lebih satu juta peserta, bukan tanpa alasan dan pertimbangan yang besar.

Nilai historis yang melekat, basis terbesar hingga cikal bakal berdirinya NU sebagai salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia bahkan dunia itu, ada di Kota Delta.

Ahmad Muhdlor Bupati Sidoarjo yang juga salah satu kader muda NU kepada Suara Surabaya mengatakan, kalau berdasarkan sejarah, organisasi yang khas dengan warna hijau itu tidak bisa lepas dari Sidoarjo. Bahkan, kata dia, para pendiri NU juga pernah mondok di Kota Delta.

“Sebelum NU lahir, di Sidoarjo sudah banyak sekali berdiri pondok-pondok besar, dan itu selalu jadi rujukan 200 tahun yang lalu. Bahkan, pendiri NU juga mondok di sana, termasuk yang kemarin kita jadikan cagar budaya seperti di Pondok Sono dan Al-Hamdaniyah Panji,” terangnya, Minggu (29/1/2023).

Para pendiri NU yang diketahui mondok di Sidoarjo khususnya di Alhamdaniyah, diantaranya KH. M Hasyim Asy’ari, KH. Asy’Ad Samsul Arifin, KH. Ridwan Abdullah pencipta lambang Nahdlatul Ulama, KH. Alwi Abdul Aziz, KH. Wahid Hasyim, KH. Cholil, KH. Nasir (Bangkalan) KH.Wahab Hasbullah, KH. Umar (Jember), KH. Usman Al Ishaqi, KH. Abdul Majid (Bata-bata Pamekasan), KH. Dimyati (Banten), dan masih banyak ulama besar lainnya.

Demikian juga KH. Abdul Karim pendiri Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, salah satu pondok terbesar di Jawa Timur dan Indonesia, hingga KH. Maksum pencetus kitab yang jadi rujukan pondok pesantren seluruh Indonesia, juga merupakan santri cetakan Sidoarjo.

“Secara historis, perkembangan dan ikatan batinnya, NU tidak bisa lepas dari Sidoarjo. Bahkan pascakemerdekaan, ada markas besar ulama di Waru,” ucapnya.

Selain itu, menurut Muhdlor, Sidoarjo juga beberapa kali sukses membuat dan jadi tempat penyelenggaraan istighosah kubro yang dihadiri oleh ratusan ribu umat. Hal tersebut juga menjadi acuan kenapa Harlah Satu Abad NU, kemudian diadakan di Kabupaten Sidoarjo.

“Patut jadi kebanggaan bagi kita, bahwa acara yang ada (Harlah Satu Abad NU) hanya 100 tahun sekali. Belum tentu kita punya umur seratus tahu, bahkan kalaupun punya umur 100 tahun, belum tentu diadakan di Sidoarjo lagi,” ujarnya.

Untuk itulah, kata Gus Muhdlor mengajak seluruh warga Sidoarjo bersikap selayaknya panitia mensukseskan kegiatan tersebut. “Ini akan menjadi tolak ukur kita yang tidak hanya di kancah nasional namun juga kanca internasional karena hadir juga 300 tokoh muslim dunia,”sampainya.

Dia bahkan juga menceritakan antusias yang datang dari masyarakat di beberapa desa untuk mendukung kegiatan tersebut. Seperti, beberapa desa yang dengan sukarela menawarkan untuk menyediakan dua sampai 10 nasi bungkus bagi para peserta dari berbagai daerah itu.

“Ini sangat menyentuh hati kami dan ini yang kami harapkan, politik partisipatif, gotong royong bersama-sama untuk menjadi tuan rumah yang baik. Dan ini tanpa intervensi dari pemerintah,”ungkapnya.

Persiapan Kabupaten Sidoarjo Sebagai Tuan Rumah

Kabupaten Sidoarjo tentunya telah mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut “Harlah Satu Abad NU” 7 Februari 2023 mendatang.

Mulai fasilitas penunjang kegiatan seperti tempat ibadah, 110 pos kesehatan, logistik, dan informasi, hingga tempat istirahat untuk tamu undangan telah disiapkan matang-matang, untuk menyambut Harlah yang diperkirakan dihadiri lebih dari satu juta orang itu.

“Kita sudah menyiapkan suporting, agar kegiatan bisa berjalan lancar. Ada informasi kalau beberapa sekolah (NU) itu sudah penuh untuk tempat istirahat tamu, akhirnya kita sediakan kantor-kantor dinas sebisa mungkin untuk jadi tempat istirahat. Karena hotel kurang dari satu bulan juga sudah penuh semua,” ucapnya Gus Muhdlor.

Bupati Sidoarjo itu mengatakan kalau ada lebih dari 140 masjid di lingkungan Kota Delta yang siap dan bisa digunakan para peserta yang hadir. Mengingat, titik pusat acara yang berlokasi di Gelora Delta Sidoarjo hanya bisa diisi sekitar 40 ribu orang saja.

Gus Muhdlor juga menyampaikan bahwa pedagang disekitar GOR akan tetap dipersilakan berjualan. Mereka dapat berdagang seperti biasanya pada malam hari. Hal ini sudah disosialisasikannya kepada para pedagang. Keberadaan mereka akan membantu para tamu yang hadir untuk dapat menikmati produk-produk Sidoarjo.

“Kita juga telah melakukan sosialisasi kepada teman-teman penggerak ekonomi di sekitar GOR untuk tetap buka walaupun malam,” jelasnya.(bil/iss)

Sentimen: positif (100%)