Kalau Tak Mampu Olah Sampah Jadi Uang, Paling Tidak Jangan Buang Sampah Sembarangan
Sumutpos.co Jenis Media: News
MEDAN, SUMUTPOS.CO- Politisi muda Partai Golkar, M Rizki Nugraha, tak bosan-bosannya mengajak masyarakat secara umum maupun konstituennya untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satu caranya adalah mengolah sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Hal itu ia ungkapkan ketika menggelar sosialisasi Perda Kota Medan Nomor 6 tahun 2015 tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan Swadaya Gang Tengah, Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, Minggu (17/12).
“Tak bosan-bosan saya selalu mengingatkan bapak dan ibu agar mau mengolah sampah dari rumah sebelum diangkut petugas kebersihan. Sampah yang diolah dengan cara-cara khusus dapat mendatangkan nilai ekonomis bagi kita,” ungkapnya.
Anggota Komisi III DPRD Medan ini menjelaskan, masih sedikit masyarakat Kota Medan yang mau mengolah sampah menjadi pemasukan tetapnya. Sampah basah misalnya, bisa dijadikan media tumbuh kembang ulat maggot.
“Sampah kering bisa dibuatkan kerajinan tangan, atau dibawa ke Bank Sampah. Nantinya setelah banyak, bisa ditukarkan ke beras, minyak makan atau bahan pokok yang ada di Bank Sampah itu,” imbuhnya.
Kepada konstituen yang hadir, M Rizki Nugraha kembali mengingatkan agar tak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran drainase. Sebab, banjir yang terjadi salah satu penyebabnya adalah sampah yang menumpuk dan terlalu lama dibiarkan di dalam drainase.
Air hujan yang masuk ke drainase tak lancar jalannya. Akibatnya, tumpukan sampah yang ada di drainase itu kembali naik ke atas badan jalan, yang menjadikan pemandangan tak sedap oleh masyarakat.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli dengan kota ini? Saya mengajak bapak dan ibu meninggalkan budaya lama, buang sampah sembarangan. Kita pasti bisa dan harus bisa,” pungkasnya. (map)
MEDAN, SUMUTPOS.CO- Politisi muda Partai Golkar, M Rizki Nugraha, tak bosan-bosannya mengajak masyarakat secara umum maupun konstituennya untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satu caranya adalah mengolah sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Hal itu ia ungkapkan ketika menggelar sosialisasi Perda Kota Medan Nomor 6 tahun 2015 tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan Swadaya Gang Tengah, Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, Minggu (17/12).
“Tak bosan-bosan saya selalu mengingatkan bapak dan ibu agar mau mengolah sampah dari rumah sebelum diangkut petugas kebersihan. Sampah yang diolah dengan cara-cara khusus dapat mendatangkan nilai ekonomis bagi kita,” ungkapnya.
Anggota Komisi III DPRD Medan ini menjelaskan, masih sedikit masyarakat Kota Medan yang mau mengolah sampah menjadi pemasukan tetapnya. Sampah basah misalnya, bisa dijadikan media tumbuh kembang ulat maggot.
“Sampah kering bisa dibuatkan kerajinan tangan, atau dibawa ke Bank Sampah. Nantinya setelah banyak, bisa ditukarkan ke beras, minyak makan atau bahan pokok yang ada di Bank Sampah itu,” imbuhnya.
Kepada konstituen yang hadir, M Rizki Nugraha kembali mengingatkan agar tak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran drainase. Sebab, banjir yang terjadi salah satu penyebabnya adalah sampah yang menumpuk dan terlalu lama dibiarkan di dalam drainase.
Air hujan yang masuk ke drainase tak lancar jalannya. Akibatnya, tumpukan sampah yang ada di drainase itu kembali naik ke atas badan jalan, yang menjadikan pemandangan tak sedap oleh masyarakat.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli dengan kota ini? Saya mengajak bapak dan ibu meninggalkan budaya lama, buang sampah sembarangan. Kita pasti bisa dan harus bisa,” pungkasnya. (map)
Sentimen: negatif (100%)