Sentimen
Positif (79%)
15 Des 2023 : 18.41
Informasi Tambahan

Institusi: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Partai Terkait

Bahasa Indonesia diakui UNESCO, selanjutnya apa?

16 Des 2023 : 01.41 Views 1

Alinea.id Alinea.id Jenis Media: News

Bahasa Indonesia diakui UNESCO, selanjutnya apa?

Usulan penggunaan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi pada General Conference (Sidang Umum) UNESCO telah disetujui secara bulat pada Sidang Umum UNESCO pada 20 November 2023. 

Dengan demikian, sekarang terdapat sepuluh bahasa resmi Sidang Umum UNESCO yang terdiri atas enam bahasa PBB yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol serta empat bahasa negara anggota UNESCO lainnya, yaitu bahasa Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO.

Banyak manfaat yang diperoleh Indonesia dengan adanya pengakuan itu. Di antaranya adalah akan berdampak positif terhadap perdamaian, keharmonisan, dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di seluruh dunia.

Pengakuan UNESCO juga memberikan legitimasi internasional terhadap pentingnya Bahasa Indonesia. Hal ini merupakan pengakuan bahwa Bahasa Indonesia memiliki nilai penting dalam komunikasi global dan merupakan bagian dari kekayaan budaya dunia. Khususnya dalam memperlancar pertukaran informasi dan penyebaran pengetahuan.

Lantas apa upaya selanjutnya agar hal itu terjadi? Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) E Aminudin Aziz mengatakan, dengan pengakuan tersebut, sama saja telah membuka pintu untuk membuanakan atau menduniakan Bahasa Indonesia.

"Pintu sekarang sudah dibuka. Peluang sangat banyak dan juga manfaatnya. Masa tidak dimanfaatkan pintu emas itu untuk semakin membuanakan atau menduniakan Bahasa Indonesia," kata dia dalam pernyataan resminya secara online yang dipantau Jumat (15/12).

Berbagai strategi pun telah dipersiapkan untuk mengantarkan Bahasa Indonesia mendunia. Di antaranya dengan menerapkan sejumlah aspek politik bahasa. Mulai dari korpus bahasa, status bahasa, pemerolehan bahasa, dan prestige planning.  Di mana, hal itu akan menyesuaikan dengan budaya dari masing-masing negara.

"Sebelum diinternasionalisasi, kita harus sudah menetapkan statusnya. Kemudian harus merencanakan korpusnya. Di mana, pembelajaran di luar negeri atau kepada penutur asing harus menggunakan korpus sesuai dengan kearifan lokal. Misalkan, di Korea harus mempergunakan konteks budaya Korea. Mesir mempergunakan konteks budaya Mesir. Baru masuk ke dalam perencanaan, pemerolehannya dan penggunaanya," papar dia.

Sentimen: positif (79%)