Sentimen
Negatif (100%)
12 Des 2023 : 12.30
Informasi Tambahan

Hewan: Bebek

Kab/Kota: Serang

Lalat Berkeliaran Sebabkan Dua Balita Terkena Infeksi Bakteri, Pemkot Serang Didesak Tutup Ternak Maggot di TPS3R yang Berdiri di Tengah Komplek Ini

12 Des 2023 : 12.30 Views 1

Poros.id Poros.id Jenis Media: Regional

Lalat Berkeliaran Sebabkan Dua Balita Terkena Infeksi Bakteri, Pemkot Serang Didesak Tutup Ternak Maggot di TPS3R yang Berdiri di Tengah Komplek Ini

POROS.ID - Warga Komplek Griya Sukses, Kelurahan Serang, mendesak Pemkot Serang segera menutup aktivitas di Tempat Pengelolaan Sampah, Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) Sepang lantaran dianggap telah menimbulkan banyak dampak buruk bagi masyarakat. Aktivitas yang dikeluhkan warga adalah pengelolaan sampah organik dengan biokonversi maggot BSF (Black Soldier Fly)

Keberadaan rumah maggot atau ternak belatung lalat di TPS3R Sepang yang berdiri di tengah lingkungan komplek itu, dinilai sama sekali tidak memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, namun sebaliknya yang timbul hanya mudharat. Salah satunya diduga kerap menimbulkan wabah penyakit.

Dwi Nopriadi, salah seorang warga mengungkapkan, baru-baru ini, dua balita di komplek tersebut, salah satunya merupakan putranya yang masih berusia tiga tahun, mengalami sakit dan sempat menjalani perawatan medis. Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa kedua balita itu terkena infeksi bakteri.

Dwi menduga, infeksi bakteri yang diderita putranya dan satu balita lainnya itu disebabkan oleh banyaknya lalat hijau berkeliaran hingga ke dalam rumah. Dan lalat-lalat hijau ini berasal dari TPS3R tersebut. 

"Keberadaan tempat pengelolaaan sampah atau maggot itu sangat merugikan warga, tidak ada dampak positif bagi kita. Setiap hari menimbulkan bau yang menyengat, bahkan sudah menyebabkan adanya korban. Korbannya dua balita, hasil diagnosa dokter terkena infeksi bakteri, karena ke rumah warga berkeliaran lalat-lalat hijau," papar Dwi kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Senin 11 Desember 2023.

Selain diduga tidak memiliki AMDAL dan perizinan lainnya, Dwi meyakini dalam pengelolaan rumah magot di TPS3R itu tidak menggunakan teknologi yang canggih, melainkan hanya menggunakan alat-alat manual.

"Untuk itu kami mendesak agar rumah maggot di TPS3R ini segera ditutup. Kalau tidak ada langkah kongkret dari Pemkot Serang, maka kami warga di sini akan ramai-ramai datang beraudiensi ke DPRD Kota Serang dan ke pihak-pihak terkait lainnya," tandas Dwi.

Penampakan di dalam gedung TPS3R-rumah magot

Dwi menambahkan, pada awal berdiri sekitar tahun 2020 lalu, pihak pengelola melakukan pendekatan yang baik kepada masyarakat setempat, seperti berjanji bahwa TPS3R itu tidak akan ada dampak bau dan menimbulkan hal buruk lainnya.

"Namun kenyataannya bau menyengat sampai ke rumah-rumah warga. Parahnya, selain budidaya maggot, tempat ini juga dijadikan tempat ternak bebek yang terkadang berkeliaran," ujarnya.

Raden Moch. Wijayana Shalat, warga lainnya mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, warga sangat menolak keberadaan rumah maggot di TPS3R ini dan meminta agar Pemkot Serang segera melakukan penutupan.

Selain tidak elok dipandang mata karena berdiri di tengah lingkungan perumahan, ia juga mengaku sudah merasa sangat tidak nyaman lantaran setiap hari disuguhi bau sampah yang menyengat.

"Komplek yang tadinya tidak bau kini menjadi bau. Selain itu gak elok juga di tengah komplek ada pengelolaan sampah, gak layak, lebih baik segera ditutup," katanya.

Saat ditemui di lokasi, Walid, Salah seorang pengelola rumah maggot itu menerangkan bahwa sampah yang mereka tampung itu merupakan sampah-sampah organik yang berasal dari rumah makan yang ada di Kota Serang. Sedianya sampah-sampah yang diambil manfaatnya itu akan dibuang ke Cilowong. 

Sentimen: negatif (100%)