Sentimen
Positif (50%)
11 Des 2023 : 18.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Pasuruan, Pamekasan, Tidore, Bangkalan, Lombok, Bone, Ogan Komering Ulu, Manado, Tomohon, Lembata

Tokoh Terkait

Mendagri Minta Daerah Inflasi Tinggi Segera Lakukan Pengendalian

11 Des 2023 : 18.45 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Mendagri Minta Daerah Inflasi Tinggi Segera Lakukan Pengendalian

Jakarta -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) yang memiliki tingkat inflasi cukup tinggi untuk melakukan pengendalian. Pasalnya, meskipun rata-rata angka inflasi nasional relatif terkendali 2,86% per November, tapi kondisi inflasi di beberapa daerah masih cukup tinggi.

"Sampai informasi bahwa ada daerah-daerah yang tinggi proksi inflasi, jadi Indeks Perkembangan Harganya (IPH), yang paling bawah itu yang tertinggi adalah di Sulawesi Utara (Sulut) mencapai 5 persen, ini sudah jauh di atas angka nasional," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (11/12/2023).

Pernyataan itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (11/12/2023).

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Sulut, Tito menyebutkan masih ada sejumlah daerah yang nilai IPH-nya cukup tinggi, salah satunya Kabupaten Minahasa sebesar 7,21%. Melihat kondisi itu, ia meminta kepala daerah segera mencari solusi dan melakukan koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) daerah untuk mengendalikan IPH. Langkah itu dibutuhkan agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi di daerah tersebut.

"Kabupaten Minahasa, IPH-nya minggu lalu 7,21 persen, tinggi sekali, 7,21 persen itu sudah mendekati angka 10 persen itu mendekati inflasi yang mulai mengganggu, mengganggu daya beli masyarakat dan sendi ekonomi, ini mohon maaf Bapak Bupati tolong dilihat betul kenapa angkanya begitu, atau angkanya yang salah," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Tito juga menyoroti daerah lain yang tingkat IPH-nya di atas 5%. Daerah itu seperti Halmahera Selatan 6,49%, Donggala 6,31%, Tomohon 6,05%, Bolaang Mongondow 5,82%, Bone Bolango 5,53%, Gorontalo 5,49%, Bitung 5,38 persen, dan Luwu 5,31%.

Sementara itu, kabupaten/ kota dengan penurunan IPH tertinggi di antaranya Bandung Barat -6,24%, Lombok Timur -5,80%, Muna Barat -4,62%, Lombok Barat -4,28 persen, Boalemo -3,47 %, Pasuruan -2,74%, Sarolangun -2,34%, Ogan komering Ulu Selatan -2,20%, Lembata -2,02 %, dan Buton Tengah -1,98%.

"Kabupaten Bandung Barat juga bagus IPH-nya juga turun di angka minus 6,24 persen, angka yang cukup dalam ini, saya memberikan apresiasi bukan karena Pj.-nya dari Kemendagri, memang faktanya dari BPS ini, kemudian Kota Pagar Alam yang beberapa minggu lalu tertinggi, nah ini sudah bisa memperbaiki, bagus, minus 1,65 persen," ungkapnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan IPH di beberapa daerah adalah cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah.

Dirinya menuturkan berdasarkan data BPS pada minggu pertama Desember 2023 kenaikan harga cabai merah terjadi di 347 kabupaten/kota.

"Perkembangan IPH minggu pertama bulan Desember, terjadi kenaikan harga cabai merah pada 347 kabupaten/kota, dan 10 kenaikan tertinggi ada di Kabupaten Halmahera Selatan, Manado, Tidore Kepulauan, Ternate, Tarakan, Pamekasan, Musi Rawas Utara, dan Bangkalan," pungkasnya.

(akd/ega)

Sentimen: positif (50%)