Wejangan Muhammadiyah ke KPU: Ciptakan Pemilu yang Gembira
Tirto.id Jenis Media: News
"Artinya KPU menjamin berdasarkan konstitusi juga di mana dalam pandangan KPU tadi selain luber jurdil, dilaksanakan lima tahun sekali. Itu sesuai UUD 1945. Artinya selesai dan tidak perlu lagi mengambangkan wacana-wacana yang tidak perlu," kata Haedar saat menerima kunjungan komisioner KPU pada Selasa (3/1/2023).
Dirinya juga meminta agar KPU bisa menjamin kenyamanan dalam Pemilu. Sehingga tidak ada ketegangan antara pendukung sebagaimana yang terjadi pada Pemilu sebelumnya yang menimbulkan friksi.
"Gembira itu agar kita ketika masuk ke bilik suara termasuk sebelumnya juga tidak saling bersitegang, berhadap-hadapan tetapi nikmati sebagai sebuah kontestasi yang mengeluarga," ujarnya.
Haedar meminta KPU mengingatkan kepada setiap kandidat dalam Pemilu apabila menang untuk tidak merayakan kegembiraan secara berlebihan. Menurutnya hal itu hanya kesenangan sesaat karena ada amanat besar yang menanti setelah itu.
"Siapapun nanti yang menang dan menduduki posisi di pemerintahan dan legislatif, itu amanat terbesar dan terberat, bukan sesuatu yang harus dirayakan dengan pesta pora, tetapi sebagai tanggung jawab yang luhur tapi berat," jelasnya.
Di akhir, Haedar mengingatkan KPU agar peristiwa meninggalnya 893 petugas KPPU tidak terulang lagi. Hal itu menjadi suatu peristiwa yang memilukan dan berakibat tuduhan antar-masyarakat.
"Kami juga berharap pengalaman yang lalu 894 petugas KPPU yang meninggal tidak perlu terulang lagi, maka seluruh pihak perlu saling membantu dan tentu Muhammadiyah juga akan ikut membantu agar pelaksanaan pemilu ini dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Seusai mengunjungi Muhammadiyah, KPU akan menyambangi kantor PBNU pada Rabu (4/1/2023). Ketua KPU Hasyim Asyari menuturkan bahwa silaturahmi ini akan berlanjut pada tokoh agama lain seperti PGI, Walubi hingga Matakin.
Sentimen: positif (96.9%)