Sentimen
Positif (100%)
5 Des 2023 : 21.54
Informasi Tambahan

BUMN: BUMD

68 Persen Masyarakat Sumut Berbelanja Melalui Aplikasi

5 Des 2023 : 21.54 Views 3

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

68 Persen Masyarakat Sumut Berbelanja Melalui Aplikasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Koperasi dan UMKM Sumatera Utara, mencatat sekitar 72 persen masyarakat di Sumut sudah terakses dengan internet. Dari data tersebut, 68 persen masyarakat melakukan transaksi belanja setiap pekannya melalui aplikasi atau belanja online.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumut, Naslindo Sirait mengungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, terus melakukan pembinaan menuju UMKM Go Digital.

“Jadi, bisnis harus masuk digital. Kalau tidak masuk bisnis digital, akan tertinggal. Bagaimana UMKM ini, masuk bisnis digital,” kata Naslindo dalam jumpa pers di lantai II, Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan, Selasa (5/12/2023) sore.

Naslindo mengatakan saat UMKM di Sumut ini, secara pemasaran yang belum modern, yang terdigitalisasi. Sehingga mendorong pelaku usaha di Sumut, harus melek dan paham dengan pemasaran digitalisasi.

“Sekarang ini, hampir 72 persen kita sudah terakses dengan internet, 68 persen masyarakat kita berbelanja secara online. Apakah itu, beli makanan, pesan tiket, pesan hotel, pesan transportasi online. 68 persen setiap pekan, setiap minggu,” jelas Naslindo.

Didampingi Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Sumut Harvina Zuhra. Lanjut, Naslindo mengungkapkan pihaknya menyiapkan sejumlah strategi dalam upaya meningkatkan kualitas daya saing Koperasi dan UMKM di Sumut.

“Koperasi dan UMKM memiliki peranan penting terhadap perekonomian dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Sehingga peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM akan terus menjadi perhatian pemerintah,” jelas Naslindo.

Strategi yang dimaksud, kata Naslindo, seperti penguatan legalitas usaha Koperasi dan UMKM dengan mendorong KUMKM ke sektor formal melalui layanan pendampingan perijinan, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap usaha.

Strategi lainnya, yakni penguatan kualitas Koperasi dan UMKM (scale up) melalui inkubator bisnis dan plut entrepreneur learning centre (pelatihan peningkatan kualitas SDM, struktur organisasi, pengelolaan usaha, pemasaran, permodalan, sarana dan prasarana usaha, jaringan bisnis).

“Ada juga peningkatan kualitas produk Koperasi dan UMKM dengan standardisasi melalui kegiatan fasilitasi sertifikasi produk (halal dan HaKi),” katanya.

Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi melalui kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana usaha dan pembangunan rumah produksi bersama. Peningkatan tampilan/keragaman produk melalui layanan rumah kemasan

“Kita juga menyiapkan strategi akselerasi percepatan dukungan Koperasi dan UMKM Go Digital melalui layanan #GoDigital PLUT (manajemen media sosial, lab foto & video untuk pembuatan konten iklan & endorsement). Dukungan pemasaran melalui event expo (dalam dan luar negeri). Peningkatan visibility produk Koperasi dan UMKM melalui kemitraan usaha besar dan regulasi kemitraan dengan stakeholder usaha,” terangnya.

Kemudian, peningkatan kelembagaan UMKM menjadi usaha koperasi melalui fasilitasi koperasi sektor riil, serta peningkatan akses pembiayaan dan permodalan melalui kerja sama dengan lembaga pembiayaan dan permodalan.

Strategi tersebut, kata Naslindo, akan dan sudah dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Sumut. Dengan startegi itu, dia optimis kualitas Koperasi dan UMKM di Sumut bisa ‘naik kelas’ seiring dengan adanya sejumlah tantangan yang dihadapi.

Saat ini, jumlah koperasi di Sumut tercatat 13.208 unit, sebanyak 41% koperasi yang aktif. Sementara jumlah UMKM di Sumut yang terdata dari Portal Satu Data BAPPENAS tahun 2021 sebanyak 1.712.091 yang terdiri dari usaha skala mikro 68%, kecil 18% dan menengah 13%.

Naslindo mengatakan, untuk meningkatkan kualitas daya saing Koperasi dan UMKM, maka diperlukan sinergi dari semua stakeholder, sehingga terbentuk ekosistem usaha yang sehat.

“Misalnya dari pemerintah terkait regulasi, perizinan, fasilitasi, edukasi. Kemudian perguruan tinggi terakit edukasi dan pemagangan. Masalah permodalan dan pembiayaan ada di perbankan. Begitupula dengan BUMN, BUMD, swasta, serta LSM,” ucapnya.(gus/ram)

Sentimen: positif (100%)