PAN menyebut pemindahan ibu kota negara bukan berarti Jakarta akan menjadi kota mati

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi menyebut sikap capres nomor urut satu, Anies Baswedan sudah jelas menolak Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dia Kalimantan.

Viva menyebut sikap tidak setujunya Anies terhadap pembangunan IKN sama halnya dengan tidak melakasanakannya Undang-Undang tekait IKN.

"Mas Anies sekarang sudah jelas sikapnya tidak setuju dengan IKN. Tidak melanjutkan IKN maka berarti tidak melaksanakan UU Nomor 3 tahun 2023 tentang IKN," kata Viva Yoga kepada wartawan, Senin (4/12/2023).

Anies: 5 Tahun di Jakarta adalah 5 Tahun yang Teduh

Ia menyebut pemindahan ibu kota negara bukan berarti Jakarta akan menjadi kota mati. Justru, ia menyebut pemindahan ibu kota negara akan menyelamatkan Jakarta.

"Membangun IKN bukan hanya dilihat dari perspektif ekonomi, pemerataan dan keadilan sosial. Banyak spektrum. Dari perspektif konservasi juga penting. Soal air, tanah, dan kesehatan masyarakat Jakarta," ujarnya.

Kondisi Jakarta, kata dia, sangat mengkhawatirkan. Ia menyebut kondisi tanah di Jakarta terus menurun.

"Air tanah di satu kilometer persegi terus disedot oleh sebagian besar 15 ribu orang sehingga permukaan tanah di DKI amblas 6-18 Cm persegi per tahun. Ada yang khawatir jika DKI akan diprediksi tenggelam kalau tak ada perubahan radikal. Dampak berikutnya adalah limbah warga DKI 7.500 ton perhari sebesar gunung," bebernya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sejumlah negara di dunia telah berhasil memisahkan anatra pusat pemerintahan dan pusat ekonomi dan bisnis.

"Contoh beberapa negara yang telah menjalani kebijakan tersebut di antaranya adalah Australia (Sydney-Canberra), New Zealand (Auckland-Wellington), AS (Washington-New York). Mereka sudah terlebih dahulu membuat kebijakan memisahkan ibu kota pemerintahan dan pusat ekonomi dan bisnis," pungkasnya.