Cerita Jagoan Silat di Merauke, Ukir Prestasi Bela Diri dan Akademis
Detik.com Jenis Media: Metropolitan
Dwi Elok Silfana Romadhon merupakan seorang gadis berusia 18 tahun yang berhasil mengharumkan nama Kampungnya, Isano Mbias. Kampung ini terletak di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Di usianya yang masih sangat muda, ia berhasil meraih juara tiga atau medali perunggu di kejuaraan olahraga pencak silat tingkat Kabupaten Merauke, Bupati Cup pada Agustus 2022 silam.
"Itu pertama kali dapat juara, meskipun juara 3, tapi sudah ada pengalamannya sendiri lah," kata Ana, kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Hebatnya lagi, titel juara tersebut diraihnya setelah satu tahun berkecimpung di dunia pencak silat. Ana sendiri tergabung dalam organisasi Persatuan Setia Hati Teratai (PSHT) pada awal 2021.
"Saya mengikuti pencak silat karena tertarik, karena ngeliat temen keren gitu. Punya medali, sertifikat-sertifikat, punya kemampuan sendiri lah. Jadi saya tertarik untuk bergabung," ungkap Ana.
Cerita Jagoan Silat di Merauke, Ukir Prestasi Bela Diri dan Akademis Foto: dok. PribadiWaktu yang dihabiskan Ana untuk persiapan kejuaraan pencak silat tersebut sekitar dua bulan lamanya. Pada saat itu juga, Ana dipercaya sebagai anggota Paskibra yang mengikuti upacara HUT RI ke-76 di Lapangan Balai Kampung.
"Paskibra tahun 2022 tingkat kampung latihannya bersamaan dengan Bupati Cup. Jadi sore latihan Paskibra, malam latihan buat pertandingan, pagi berangkat sekolah. Selama 1 bulan (latihan silat) barengan sama Paskibra," kata Ana.
Sehari-hari, Ana melakukan pekerjaan rumah sepulangnya dari sekolah. Selain itu, ia juga membantu mengurus peternakan sapi yang dikelola oleh sang ayah Rohadi.
"Keseharian (Ana) di rumah bantu orang tua, belajar kelompok, main. Kadang nyuci piring, nyuci baju, kadang ke belakang kasih makan sapi," jelas Rohadi.
Cerita Ana Dapat Beasiswa BRI
Di sekolah, Ana juga merupakan murid yang berprestasi. Ia mendapat ranking 10 besar tiap tahunnya. Hal inilah yang membuat dirinya menjadi salah satu dari penerima beasiswa BRI melalui Desa BRILian Isano Mbias.
Total ada 12 siswa penerima beasiswa berprestasi yang terdiri dari tingkat SD, SMP, dan SMA.
Mulanya, wali kelas Ana menyarankan Ana dan teman-temannya untuk membawa persyaratan untuk mengajukan beasiswa. Adapun persyaratan yang harus dibawa, di antaranya sertifikat dan kartu keluarga (KK) yang telah difotokopi.
"Jadi saya bawa, fotokopi kartu keluarga sama sertifikat yang saya dapat. Saya kasih ke guru," imbuh Ana.
Sekitar satu bulan kemudian, sejumlah petugas Kampung Isano Mbias pun menyambangi rumah Ana dan menemui ayahnya. Kemudian, beasiswa tersebut diterima secara langsung oleh Ana.
"Terus nggak lama, pihak kampung datang ke rumah, ngomong ke bapak saya 'anakmu yang sering dapat juara itu dapat beasiswa," kenang Ana.
Cerita Jagoan Silat di Merauke, Ukir Prestasi Bela Diri dan Akademis Foto: Rifkianto Nugroho/detikcomAna pun merasa senang sekaligus bersyukur karena bisa berkesempatan mendapatkan beasiswa tersebut. Tak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada BRI karena telah mempercayakan dirinya sebagai penerima beasiswa.
"Awal mula saya tahu saya dapat beasiswa dari pihak Bank BRI, itu senang sekali. Karena baru pertama kali mendapatkan beasiswa," ujar Ana.
"Kepada BRI, saya mengucapkan terima kasih banyak karena telah memberikan bantuan beasiswa yang alhamdulillah cukup untuk saya nanti," sambungnya.
Di samping itu, ia juga berpesan untuk anak-anak lainnya yang ingin mendapatkan beasiswa, khususnya bagi warga Isano Mbias.
"Pesan saya itu buat anak-anak Isano Mbias, untuk semangat, berlatih, mencari ilmu, dan jangan malas. Karena kalau tidak dicari (ilmunya) nggak akan ketemu," kata Ana.
Senada, Rohadi juga menghaturkan ucapan terima kasih kepada BRI yang memberikan beasiswa bagi putrinya. Ia berharap agar beasiswa tersebut bisa menjadi penyemangat bagi Ana untuk terus menuntut ilmu.
"Harapan saya setelah dapat beasiswa, pengennya (Ana) bisa kuliah, bisa mengangkat derajat keluarganya yang petani kecil-kecilan begini," tandas Rohadi.
Sementara itu Kepala Kampung Isano Mbias Panut Purwanto mengatakan, sejak terpilih menjadi Desa BRILian, kampung ini juga mendapatkan bantuan dari BRI. Tak hanya beasiswa, BRI juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang sebagian besarnya berprofesi sebagai petani.
"Alhamdulillah sebelumnya memang kita berjalan seperti biasa sehari-hari sebagai petani. Tapi dengan adanya desa BRILian ini, yang pertama sedikit banyak ada perubahan karena di Desa BRILian ini ada program-program di dalamnya. Ada bantuan terkait masalah pembibitan buah-buahan, ada juga bantuan untuk anak berprestasi, ada juga bantuan alat sarana pertanian yang diterima oleh kelompok (tani) masyarakat yang ada di Desa Isano Mbias," ungkap Panut.
Di samping itu Pemimpin BRI Cabang Merauke Abdul Muis menuturkan beasiswa ini merupakan bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Bank BRI. Adapun beasiswa ini diberikan dalam rangka perayaan HUT RI ke-76 pada Agustus tahun lalu.
"Memberikan beasiswa dalam rangka HUT RI yang ke-76 ke Desa Isano Mbias sebanyak 12 anak berprestasi, baik tingkat dasar sampai tingkat lanjutan atas. Satu siswa diberikan Rp 5 juta sehingga totalnya Rp 60 juta," tutup Abdul Muis.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
(ega/ega)Sentimen: positif (100%)