Sentimen
Negatif (88%)
4 Des 2023 : 07.19
Informasi Tambahan

Hewan: Ular

Kab/Kota: Doha

Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pedro

Pedro

William Burns

William Burns

Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh

4 Hasil Perundingan Direktur Mossad, CIA Dan Hamas Soal Pembebaskan Sandera Dihancurkan Penjahat Perang Netanyahu

4 Des 2023 : 07.19 Views 1

Rmol.id Rmol.id Jenis Media: Nasional

4 Hasil Perundingan Direktur Mossad, CIA Dan Hamas Soal Pembebaskan Sandera Dihancurkan Penjahat Perang Netanyahu

Di Doha Qatar, Direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat, William Burns, juga sudah tiba pada hari Jumat 27 Oktober 2023, untuk bersama sama dengan Direktur Mossad berbicara dengan Perdana Menteri Qatar Yang Mulia Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani membahas pembebasan sebanyak 240 orang yang ditahan Hamas.

Ternyata kemampuan berunding dan bernegosiasi Direktur Mossad dan Direktur CIA cukup hebat.

Seiring dengan kembalinya dua orang Boss Mata ini ke negara mereka masing masing, David Barnea pulang ke Israel dan William Burns pulang ke Amerika Serikat, Pemerintah Qatar (dan Hamas) juga mengumumkan akan membebaskan masing masing 80 orang sandera per harinya dalam masa gencatan senjata yang disepakati selama 4 hari.

Gencatan senjata selama 4 hari ini akan dipakai untuk mendatangkan dan memasukkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Jika masa gencatan senjata disepakati selama 3 hari, Direktur Mossad dan Direktur CIA kompak membawa pulang semua sandera sepanjang masa gencatan senjata selama 4 hari dengan perhitungan:

80 orang di hari pertama
80 orang di hari kedua
80 orang di hari ketiga

Selama 3 hari akan dibawa pulang 240 orang sandera

Lalu, sepertinya Direktur Mossad dan Direktur CIA sengaja mencadangkan 1 hari lagi, agar jika terjadi sesuatu hal yang tak terduga maka masih ada tersisa 1 hari lagi masa gencatan senjata untuk membawa pulang sandera kalau memang ada yang nyangkut alias terlambat kepulangannya.

Kira kira begitulah konsep awal hasil kesepakatan antara Direktur CiA William Burn, Direktur Mossad David Barnea, Perdana Menteri Qatar Yang Mulia Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan Pihak Hamas yang tentu semua keputusannya harus keluar dari Ismail Haniyeh sebagai orang nomor 1 sekarang di Hamas.

Setelah kesepakatan itu tercapai, ternyata tanggal pembebasan tak kunjung ditentukan oleh Hamas.

Maka murkalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Dari White House, Presiden Biden menelepon langsung ke Emir Qatar Yang Mulia Syeikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Dalam percakapan telepon itu, Presiden Biden mendesak kepada Emir Qatar agar Hamas segera merealisasikan hasil perundingan dengan Direktur CIA dan Direktur Mossad.

Emir Qatar pun jadi tak enak hati rupanya karena POTUS sampai menelepon dirinya hanya untuk urusan pembebasan sandera.

Tak lama, Hamas mengumumkan bahwa mereka setuju dengan masa gencatan senjata selama 4 hari. Dan setiap hari dalam masa gencatan senjata itu akan ada pembebasan sandera.

Untuk lebih memastikan pembebasan sandera dilaksanakan, Direktur Mosaad David Barnea dan Direktur CIA William Burns balik lagi ke Doha Qatar untuk bertemu lagi dengan Perdana Menteri Qatar Yang Mulia Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Setelah selesai berunding, Direktur Mossad David Barnea dan Direktur CIA William Burns mungkin bisa bernafas lega sebab perundingan dengan Hamas akan tetap memakai rumus matematika 80 orang sandera dibebaskan per hari sehingga selama 3 hari pertama masa gencatan senjata, semua sandera yang berjumlah 240 orang bisa diangkat pulang semuanya.

Jadi dalam 2 kali kunjungan ke Qatar, Boss Boss Intel dari CIA dan Mossad, bersikukuh pada kemauan mereka tentang bagaimana teknis pembebasan sandera.

Intinya baik CIA dan Mossad tidak mau bersama lama bersitegang soal sandera dan tidak mau semua sandera makin lebih lama dikerangkeng Hamas. Pokoknya semua harus pulang secepat cepatnya, titik, tidak pakai koma.

Setelah perundingan kedua selesai.

Mulailah ada tangan tangan siluman dan mulut mulut berbisa seperti ular sanca yang merecoki hasil perundingan CIA dan Mossad dengan Pihak Hamas.

Angka sandera yang harus dibebaskan setiap hatinya dalam masa gencatan senjata jadi berubah dan jadi moral marit rumus matematikanya.

CIA dan Mossad meminta agar setiap hari dibebaskan 80 orang sandera agar dalam masa tiga hari pertama gencatan senjata seluruh sandera yang berjumlah 240 orang bisa dibawa pulang semua.

Tahu tahu Angka 80 orang sandera yang akan dibebaskan Hamas setiap harinya jadi terjun bebas.

Dari angka 80 orang, tiba tiba berubah dan turun jadi 50 orang yang akan dibebaskan.

Lalu pada kesempatan berikutnya, berubah lagi dan turun jadi 20 orang sandera yang akan dibebaskan per hari.

Akhirnya pihak Hamas mengumumkan gencatan senjata akan dilakukan mulai hari Jumat 24 November 2023.

Dua hari sebelum masa gencatan senjata itu dilaksanakan yaitu pada hari Rabu 22 November 2023, Direktur Mossad David Barnea dan Direktur CIA William Burns datang lagi ke Doha Qatar untuk memastikan bahwa pembebasan sandera akan dilakukan tepat waktu

Saat Direktur Mossad David Barnea dan seluruh tim Israel sudah berada di Doha Qatar, tiba tiba Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengoceh bak orang sedang kerusakan setan.

"Saya telah memerintahkan kepada Direktur Mossad yang saat ini telah berada di Qatar agar semua Pimpinan Hamas yang ikut beruding selama ini harus ditangkap dab dibawa ke Israel" demikian pernyataan gila Netanyang langsung dikutip media media Israel.

Pernyataan gila Netanyahu itu otomatis membuat geger meja perundingan.

Bisakah dibayangkan bagaimana malunya Direktur CIA dan Direktur Mossad di hadapan Pemerintah Qatar?

Sebulan mereka sudah bolak balik ke Qatar bagaikansetrikaan.

Kesepakatan sudah dicapai antara CIA, Mossad dan Hamas demi menyelamatkan 240 orang sandera, dan pembebasan sandera tinggal didepan mata, tapi dalam hitungan detik Netanyahu Si Pejahat Perang menghancurkan semua draft kesepakatan.

Masing masing pihak sedang berunding di tingkat akhir, Netanyahu malah berrkoar koar dari Israel agar Direktur Mossad David Barnea segera menciduk dan menangkap semua Pimpinan Hamas yang sedang berunding di Doha Qatar harus dibawa dan dipenjarakan di Israel.

Akibat mulut besar Netanyahu itulah, semua kesepakatan soal pembebasan sandera menjadi moral marit.

Akhirnya beginilah nasib buruk pembebasan sandera setelah diobrak abrik Netanyahu :

Pwmbebasan sandera tahap 1
Tiga belas sandera yang dibebaskan Hamas saat gencatan senjata hari pertama pada hari Jumat 24 November 2023. Yaitu terdiri dari enam orang lanjut usia, tiga ibu dan empat anak mereka.
 
Peebasan sandera tahap 2
Hamas mengatakan sayap kelompok bersenjatanya telah menyerahkan 13 sandera warga Israel dan empat warga negara asing kepada Palang Merah Internasional di Gaza pada hari Sabtu 25 November 2023.

Peebasan sandera tahap 3
Hamas juga  menyerahkan 13 sandera warga Israel pada hari Minggu 26 November 2023.

Pembebasan sandera tahap 4
Hamas  menyerahkan 10 sandera warga Israel pada hari Senin 27 November 2023.

Pembebasan sandera tahap 5
Hamas  menyerahkan 10 sandera warga Israel pada hari Selasa 28 November 2023.

Tapi untuk mengulangi proses pembebasan sandera, saat tahap satu pembebasan sandera dimulai, PM Spanyol Pedro Sánchez ikut menyambut pembebasan sandera di Pintu masuk Rafah senbari mengatakan mengatakan GENJATAN SENJATA ANTARA ISRAEL DAN HAMAS HARUS BERSIFAT PERMANEN

Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu nyaris saja ngeprank semua keluarga korban sandera, Pemeritah Qatar, Pemerintah Amerika, PBB, semua Pemimpin Dunia dan tentu CIA dan Mossad.

Satu bulan Direktur CIA William Burns dan Direktur Mossad David Barnea harus bolak balik ke Qatar untuk menegosiasikan pembebasan sandera dan genjatan senjata. Dan ketika sudah sampai di hari FINAL untuk membebaskan sandera, di tambah lagi Rombongan Israel yang dipimpin Direktur Mossad David Barnea sudah berada di Qatar hari Rabu 22 November 2023, Netanyahu malah berkoar koar dari Israel bahwa IA MEMERINTAHKAN DIREKTUR MOSSAD AGAR SEMUA PIMPINAN HAMAS yang ada di Qatar harus ditangkap dan dibawa ke Israel

Bisakah anda semua membayangkan, jika semua media pemberitaan diseluruh dunia malah memberitakan Direktur Mossad David Barnea keluar dari pesawat jet nya landing di Israel membawa Para Pimpinan Hamas Khaled Meshaal, Ismail Haniyeh dan pimpinan Hamas lainnya dengan tangan diborgol kayak di film film?

Akan hancurlah seketika wibawa dan kehormatan dua dinas rahasia mata mata CIA dan Mossad, karena merekalah yang selama 1 bulan bolak balik ke Qatar kayak setrikaan untuk berunding dengan Hamas.

Ketika tugas yang diberikan kepada mereka sudah berhasil dilaksanakan, Netanyahu malah mau memporak-porandakan.

Kini perang malah sudah dilanjutkan.

Alasan Netanyahu adalah karena Hamas belum memulangkan sandera.

Tapi fakta yang terjadi di lapangan adalah Netanyahu yang menghancurkan hasil kesepakatan CIA, Mossad dan Hamas yang difasilitasi oleh Pemerintah Qatar.

CIA dan Mossad sudah setengah mati merundingkan agar seluruh sandera sebanyak 240 orang bisa dipulangkan lewat 3 tahapan dalam masa gencatan senjata.

Tetapi Netanyahu sengaja memprovokasi agar Direktur Mossad harus menangkap semua Pejabat Hamas yang ikut dalam rapat rapat perundingan di Qatar.

Dan sekarang setelah perang kembali dilanjutkan oleh Netanyahu, ia kembali berkoar koar tanpa rawa malu bahwa perang hanya bisa dia hentikan bila seluruh sandera telah dibebaskan.

Padahal dia yang sengaja menjegal dan tidak mau jika semua sandeta dibebaska.

Persis saat Direktur Mossad sudah berada di Doha Qatar untuk mengawal proses pembebasan sandera ini benar benar bisa terlaksana.

Saat itu Direktur Mossad David Barnea sedang berada di Qatar untuk memastikan pembebasan sandera berjalan baik, Netanyahu malah menyuruh David barnea untuk pulang ke Israel

Netanyahu yang justru menghalangi dan mengagalkan kepulangan seluruh sandera sebanyak 240 orang.

Kita semua sedang menyaksikan bagaimana Netanyahu sedang memainkan lakon sandiawa. Seolah ia adalah pencinta damai sejati

Padahal ia cuma seorang manusia yang ringkih dan tak punya nyali sekali.

Ketika kesepakatan sudah diambil bahwa seluruh sandera yang berjumlah 240 orang bisa dibawa pulang.

Netanyahu yang malah menggagalkan

Mau mu apa sih Tuan Netanyahu?

Penulis adalah wartawati senior yang pernah bekerja sebagai jurnalis di Radio Elshinta, Radio Ramako, Radio Trijaya FM, Voice of America (VOA), Inilah.com dan RMOL. Meliput di ABRI (kini TNI) sejak 1993 dan Polri sejak 2005.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Sentimen: negatif (88.9%)