Justice For Yesa! Tragedi Memilukan, Bocah Korban Kekerasan Orang Tua Angkat hingga Tewas
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, KALBAR -- Sebuah tragedi memilukan terjadi di Kalimantan Barat, di mana seorang anak bernama Yesa, berusia tujuh tahun, meninggal secara tragis di halaman belakang rumahnya. Yesa diduga menjadi korban kekerasan yang dialaminya dari kedua orang tua angkatnya.
Video viral yang menyebar di media sosial mengungkapkan momen menyedihkan ketika Yesa menangis histeris, ditemani oleh dua wanita muda yang diduga sebagai asisten rumah tangga dan ibu angkatnya. Mereka memaksa Yesa melepas bajunya di tengah hujan deras, membuatnya tidur terlentang di bawah guyuran air hujan.
Kekejaman ini ternyata bukan kali pertama dialami oleh Yesa, yang sering kali disiksa, dijemur, ditendang, dipukul, bahkan disiram air panas oleh kedua orang tua angkatnya.
Kronologi kejadian mengungkap bahwa Yesa sedang dihukum di halaman belakang rumah, tanpa pengawasan sedikitpun, sementara pelaku dan anak kandungnya tertidur di dalam rumah. Yesa ditemukan tak sadarkan diri di belakang rumah saat air pasang, dan meski dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Yesa menghembuskan nafas terakhir pada 23 November 2023, dan jenazahnya dimakamkan tanpa pemberitahuan kepada orang tua kandungnya. Kapolres Ketapang, AKBP Tommy Ferdian, telah memanggil orang tua angkat Yesa untuk dipertemukan dengan orang tua kandungnya.
Hasil pertemuan tersebut memunculkan permintaan penyelidikan lebih lanjut dari orang tua kandung, yang juga menyetujui dilakukannya otopsi terhadap jenazah Yesa. Kapolres Ketapang berkomitmen untuk menyelidiki kasus ini dan menegaskan bahwa kebenaran dan dugaan kekerasan akan terungkap.
Yesa, anak ketujuh dari delapan bersaudara, diangkat menjadi anak oleh pasangan Yulianto dan Susianti, yang kini menjadi terduga pelaku kekerasan terhadapnya. Masyarakat Kabupaten Sandai menyatakan solidaritas dengan Yesa melalui aksi 1000 lilin pada 27 November 2023 sebagai penghormatan terakhir untuk mengenang kematian yang tragis ini. (jpc)
Sentimen: negatif (99.2%)