Sentimen
Negatif (98%)
1 Des 2023 : 00.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Washington, New York, Moskow, Yerusalem

Kasus: Teroris, pembunuhan, penembakan

Partai Terkait

9 Update Situasi Gaza: Perang Dekati Saudi-Pesan Putin

1 Des 2023 : 07.17 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

9 Update Situasi Gaza: Perang Dekati Saudi-Pesan Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik berdarah antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel belum menemukan titik ujung yang pasti.

Saat ini, keduanya masih berada dalam masa jeda gencatan senjata sementara dengan imbalan pembebasan sandera dari Hamas dan pelepasan napi Palestina oleh Israel.

Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dikutip dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Kamis (30/11/2023):

-

-

1. Gencatan senjata diperpanjang

Perpanjangan gencatan senjata Hamas dan Israel berlanjut. Ini dikatakan militer Israel Kamis (30/11/2023) pagi waktu setempat.

"Bahwa gencatan senjata dengan Hamas akan berlanjut," katanya muat Reuters dan The Guardian dalam update terbaru.

"Mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan tunduk pada ketentuan perjanjian," tambahnya.

Hal sama juga dikatakan Hamas, dikutip Al Jazeera. Hamas menuturkan bahwa kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata satu hari lagi, selama 24 jam ke depan.

Gencatan senjata sendiri telah berlangsung sejak Jumat pekan lalu. Awalnya gencatan senjata berakhir Senin, tapi diperpanjang hingga Kamis pukul 07.00 pagi waktu setempat atau sekitar 12.00 WIB.

Dengan penambahan baru ini, total hari gencatan senjata memasuki hari ke-7. Belum diketahui apakah akan ada penambahan lanjutan.

Sebelumnya, situasi sempat panas antara Hamas dan Israel Rabu malam. Hamas sempat melaporkan bahwa Israel menolak usulan pembebasan sandera untuk memperpanjang gencatan senjata.

Israel tak mau menerima tujuh sandera wanita dan anak-anak serta tiga jenazah lainnya, yang menurut Hamas tewas dalam serangan udara Israel di Gaza. Hal ini terjadi meskipun ada konfirmasi melalui mediator bahwa kelompok ini adalah satu-satunya yang dimiliki dalam tahanan untuk kategori yang disepakati.

2. Perang dekati Saudi

Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya menembak sebuah drone di Laut Merah yang diluncurkan kelompok penguasa Yaman, Houthi, Rabu (20/11/2023). Ini terjadi saat bantuan Houthi untuk melumpuhkan Israel semakin intens.

Mengutip Associated Press, seorang pejabat menyebut kapal perusak AL AS, USS Carney, melihat sebuah drone KAS-04 buatan Iran yang melintas. Pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas operasi militer yang belum dipublikasikan itu.

Penembakan pada hari Rabu terjadi sehari setelah sebuah drone Iran terbang dalam jarak 1.500 yard dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower ketika sedang melakukan operasi penerbangan di perairan internasional di Teluk Arab.

Wakil Laksamana Angkatan Laut Brad Cooper, komandan Komando Pusat Angkatan Laut AS, mengatakan drone tersebut "melanggar tindakan pencegahan keselamatan" dengan tidak berada lebih dari 10 mil laut dari kapal. Drone tersebut mengabaikan beberapa peringatan namun akhirnya berbalik arah.

Sejauh ini, Houthi telah menembakkan beberapa drone menuju Israel. Ini dilakukan sebagai aksi solidaritas terhadap milisi Hamas dan warga Gaza, yang saat ini menderita akibat serangan Israel ke wilayah itu.

3. Elon Musk beri pesan pada Hamas

Elon Musk akhirnya menjawab undangan Hamas untuk mengunjungi Gaza secara langsung guna melihat dampak serangan Israel. Namun sayang, miliarder tersebut menolak hal itu.

"(Tampaknya), agar berbahaya saat ini," katanya dalam sebuah komentar yang diunggah di media sosial X miliknya, dikutip dari Russia Today, Kamis (30/11/2023).

"Tetapi saya yakin bahwa kesejahteraan Gaza dalam jangka panjang adalah hal yang baik bagi semua pihak," tambahnya.

Sebelumnya, Selasa, anggota politbiro Hamas Osama Hamdan mengatakan dengan senang hati mengundang Musk ke Gaza. Ini terjadi setelah Musk mengunjungi kibbutz Israel, Senin, untuk melihat dampak serangan Hamas 7 Oktober lalu.

Ia mengatakan Musk bisa mengetahui benar, bagaimana pembantaian dilakukan terhadap rakyat Gaza di sana. Ia berharap Musk bisa memiliki standar yang objektif dan kredibel setelahnya.

"Kami mengundang beliau mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan penghancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas," ujar Hamdan dikutip Al Jazeera.

4. Henry Kissinger Meninggal Dunia

Diplomat senior Amerika Serikat (AS) yang juga mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) negara itu, Henry Kissinger, wafat pada Rabu (29/11/2023). Ia wafat dalam usia 100 tahun.

Kissinger merupakan salah satu Menlu yang paling fenomenal dalam sejarah AS. Menteri berdarah Yahudi-Jerman itu membuka kembali hubungan antara Washington dengan Beijing dengan taktik diplomasinya yang dikenal sebagai Ping Pong Diplomacy.

Salah satu isu geopolitik yang pernah dibahasnya adalah eksistensi negara Israel, yang dianggap kontroversial karena mengusir bangsa Arab Palestina dari tanah airnya.

Pada 2012, Kissinger memprediksi negara Israel tidak akan lagi dalam 10 tahun ke depan atau lebih tepatnya pada tahun 2022. ini ia tuliskan dalam sebuah kolom di New York Post.

Ramalan yang disampaikan mantan menlu AS itu muncul pada saat terjadinya ketidakstabilan politik dan keamanan di Timur Tengah, di mana itu dipicu oleh serangan Israel terhadap Jalur Gaza.

"Dalam 10 tahun, tidak akan ada lagi Israel," pungkasnya.

5. WHO ungkap lagi dosa-dosa Israel

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya telah mendokumentasikan 427 serangan terhadap layanan kesehatan di Tepi Barat yang diduduki dan di Jalur Gaza yang terkepung sejak 7 Oktober.

"Serangan telah mengakibatkan 566 korban jiwa dan 758 luka-luka," tulis badan kesehatan PBB itu di X. "Perawatan kesehatan dan warga sipil harus dilindungi secara aktif."

6. AS beri pesan ke Israel

Setelah 50 hari berperang, Amerika Serikat (AS), yang merupakan sekutu terkuat Israel, dilaporkan sedang meminta Negeri Yahudi itu untuk menenangkan diri sejenak. Ini disebutkan oleh analis politik Marwan Bishara kepada Al Jazeera, mengomentari kunjungan Menlu AS Anthony Blinken ke negara itu.

Kunjungan Blinken ke wilayah tersebut merupakan titik balik dalam hubungan terkait perang. Marwan berpikir Washington ingin Israel menenangkan diri selama beberapa jam atau beberapa hari sampai mereka mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Namun bukan hanya kaum fanatik di pemerintahan Israel, pihak militer juga tidak bisa menerima gagasan bahwa perang harus berhenti sekarang karena gagasan untuk berhenti tanpa mengalahkan Hamas tidak dapat diterima oleh militer Israel," pungkasnya.

"Ini adalah awal dari diskusi tentang apa yang akan terjadi dalam 50 hari ke depan, yang menurut Israel perlu dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini tidak hanya akan menjadi hal yang tidak dapat ditanggung oleh masyarakat Gaza, namun juga bagi masyarakat di seluruh dunia."

7. Putin haturkan terima kasih ke Hamas

Rusia berterima kasih kepada Hamas karena telah membebaskan dua tawanan wanita Rusia dari Gaza.

"Kami berterima kasih kepada kepemimpinan gerakan Hamas atas tanggapan positif terhadap seruan kami yang terus-menerus," kata Kementerian Luar Negeri Moskow. "Kami akan terus berupaya untuk segera membebaskan sisa warga Rusia yang ditahan di Jalur Gaza."

Berbeda dengan banyak negara Barat, Rusia tidak mengakui Hamas sebagai organisasi "teroris". Presiden Vladimir Putin telah berulang kali menyerukan pembentukan negara Palestina. Moskow telah mempertahankan hubungan dengan Israel dan Palestina.

Sebelumnya, Hamas mengatakan pembebasan ini merupakan tanda 'terima kasih' kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas sikap yang diambilnya dalam konflik di Gaza.

"Kami belum membebaskan satu pun warga Israel yang berada di Gaza, kecuali Ron Krivoy dari Rusia, yang kami bebaskan sebagai tanda terima kasih gerakan tersebut terhadap posisi Presiden Rusia Putin. Hari ini, beberapa warga Rusia lainnya akan dibebaskan di luar kerangka perjanjian gencatan senjata," ujarnya.

8. Israel bagikan senjata ke warga sipil

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahnya akan terus mendistribusikan senjata kepada warga sipil sehubungan dengan serangan penembakan hari ini di Yerusalem yang menewaskan tiga orang.

Ia mengatakan pihaknya menghargai kenyataan bahwa seorang warga sipil bersenjata yang berada di tempat kejadian, bersama dengan dua tentara, membunuh orang-orang bersenjata tersebut.

"Pemerintahan yang saya pimpin akan terus memperluas distribusi senjata kepada warga. Ini adalah langkah yang membuktikan dirinya berkali-kali dalam perang melawan terorisme yang mematikan," kata Netanyahu pada acara X.

Kata-katanya muncul segera setelah Menteri Keamanan Nasional ultranasionalis sayap kanan Ben-Gvir membuat pernyataan serupa, bersumpah untuk terus mempersenjatai warga sipil.

9. Spanyol 'Semprot' Israel

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan dia ragu Israel menghormati hukum kemanusiaan internasional. Ini terlihat dari jumlah warga sipil yang tewas di Gaza.

"Rekaman yang kita lihat dan meningkatnya jumlah anak-anak yang meninggal, saya sangat ragu [Israel] mematuhi hukum kemanusiaan internasional," katanya kepada televisi milik negara Spanyol, TVE.

"Pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk ribuan anak laki-laki dan perempuan, benar-benar tidak bisa diterima," katanya.

Pekan lalu, Sanchez menyerukan pengakuan Uni Eropa atas negara Palestina, dan mengatakan bahwa pemerintah Spanyol mungkin akan melakukannya sendiri.


[-]

-

Presiden Rusia Putin Sebut Israel Ambil Tanah Asli Palestina
(luc/luc)

Sentimen: negatif (98.5%)