Minta Bentrok di Bitung Sulut Diusut, Ketua MUI: Jangan Sampai di Sini Ada yang Pro Penjajahan
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah dan Dakwah Muhammad KH Cholil Nafis, memberikan reaksi terkait adanya bentrokan yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Dikatakan Cholil, pemerintah dan aparat setempat mestinya melakukan tindakan tegas mengenai bentrokan tersebut.
"Ini harus diproses hukum dan ditindak seadil-adilnya. Jangan sampai di sini ada yang pro penjajahan," ujar Cholil dalam keterangannya dalam aplikasi X @cholilnafis (27/11/2023).
Dijelaskan Cholil, hal tersebut harus dilakukan agar tidak terjadi simpang siur dan tidak ada pernyataan Indonesia membela Israel.
"Biar tidak simpang siur dan tidak ada yang melanggar konstitusi bahwa Indonesia menolak penjajahan di Palestina dan tidak ada yang membela Israel," tandasnya.
Seperti diketahui, suasana di Bitung, Sulut, menjadi tegang baru-baru ini karena bentrokan antara kelompok organisasi masyarakat (Ormas) Manguni dan massa yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina.
Peristiwa ini menandai ketegangan yang masih terus berlanjut dalam konteks isu Israel-Palestina.
Dari informasi yang dihimpun, bentrokan terjadi karena dari masing-masing pihak melaksanakan kegiatan, salah satunya memperingati hari ulang tahun.
Kemudian yang satu lagi melakukan kegiatan yang berhubungan dengan partisipasi aksi bela terhadap Palestina.
Diduga, ada sesuatu dan lain hal yang menjadi pemicu sehingga terjadi keributan.
Bentrokan ini tidak hanya merugikan para pihak yang terlibat, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada masyarakat umum.
Kecemasan dan ketidakpastian dirasakan oleh warga setempat, yang mungkin terpengaruh dalam menjalani aktivitas sehari-hari mereka.
Bentrokan di Bitung, Sulawesi Utara, menunjukkan bahwa isu-isu internasional dapat menciptakan ketegangan lokal yang signifikan.
Dalam menghadapi kompleksitas konflik ini, penting bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bekerja sama guna merestorasi kedamaian dan mempromosikan pemahaman saling mendukung di tengah perbedaan pandangan.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (99.8%)