Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pati
Tokoh Terkait
Peletakan Batu Pertama, LaNyalla Menandai Dibangunnya Lagi Istana Uma Batu
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Rote Ndao (beritajatim.com) – Dalam kunjungan kerjanya di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, berkesempatan melakukan peletakan batu pertama pembangunan kembali Istana Uma Batu Kerajaan Termanu, Rote Ndao, Sabtu (28/8/2021).
Peletakan batu pertama pembangunan kembali Istana Uma Batu, disaksikan Vicoas Trisula Pati Amalo dan Actry Mevi Amalo sebagai Manek atau raja beserta permaisuri kerajaan Termanu.
Selain itu, hadir juga Senator asal Lampung Bustami Zainuddin, Senator asal Sulawesi Selatan, Andi Muh Ihsan, Senator asal NTT Angelius Wake Kako, Sekjen Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Yani WS Koeswodidjoyo dan Ketua Tim Pokja Kerajaan Nusantara Yurisman Star.
LaNyalla mengaku prihatin dengan kondisi Istana Uma Batu saat ini. “Istana Uma Batu cukup mewakili sejarah di Pulau Rote. Namun, kondisinya sudah rusak. Dengan pembangunan kembali, kita berharap istana ini bisa dilestarikan dan dijaga. Pembangunan yang dilakukan pun tidak boleh menghilangkan nilai-nilai sejarah yang ada di dalamnya,” tuturnya.
Senator asal Jawa Timur itu berharap ada semangat baru bagi masyarakat Pulau Rote jika bangunan istana selesai dibangun. “Mudah-mudahan dengan peletakan batu pertama dan jika istana ini selesai dibangun, ada semangat baru, ada kebangkitan kembali istana di Rote ini,” katanya.
Raja Termanu, Vicoas Trisula Pati Amalo, menyambut antusias pembangunan kembali Istana Uma Batu. “Bukan kebetulan waktu kami dilantik Desember. Kami sempat sharing kepada saudara saudara semua bahwa kami ini ibarat mengumpulkan kembali reruntuhan yang bercerai berai dan berserakan untuk dikumpulkan menjadi satu. Dan itu bukan sekedar fisik, tetapi juga keluarga dan juga adat budaya. Kita bersyukur kita masih kuat,” katanya.
Raja Vicoas mengatakan, genteng Uma Batu yang rusak ternyata pernah diamankan dan dikoleksi oleh Pastor Leatner, seorang kolektor dari Austria. “Kami tidak tahu ceritanya, tapi kami dengar lagi dia di Sabu. Suatu kali kami mencari pastor dan kami menginap di Sabu,” terangnya.
Saat bertemu, Pastor Leatner mengaku sudah tidak menyimpan genteng Uma Batu. Namun, pastor yang sudah mendedikasikan hidupnya di Rote selama 37 tahun itu mengaku berusaha menyelamatkan karena atapnya sudah mulai roboh.
“Dia menyelamatkan dan dia beli genteng itu terus dikirim ke Sabu untuk dibuat jadi gereja. Dan waktu saya berkunjung gereja ini sudah dipugar, dibongkar akhirnya menjadi besar. Tapi saya tidak tahu gentengnya masih ada apa tidak. Tapi dia (pastor) bilang saya menemukan sekitar 800 lembar genteng,” katanya.
PYM Vicoas Amalo Raja Nusak Termanu salah satu Dewan Kerajaan DK 37 MAKN mengaku menangis mendengar kabar itu. “Saudara bisa bayangkan ini genteng kelihatannya sepele. tapi inilah genteng yang dari Sabu umurnya 160 tahun, dan masih banyak kami simpan di Kupang dan nanti setelah waktu pembangunan kami pasang kembali daun jendela, daun pintu. Puji Tuhan akhirnya semua yang berserakan ternyata Tuhan kembalikan dan hari ini kita bisa bangkitkan kembali,” katanya.
Ia tidak lupa mengucapkan terima kasih ke Ketua DPD RI lantaran turut mendukung konservasi adat Nusak Termanu, juga melestarikan kembali adat Nusak Termanu.
“Kalau tidak ada adat, tidak ada kerajaan. Kalau tidak ada kerajaan tidak pernah ada NKRI. NKRI dibentuk raja-raja. Ibaratnya, mereka adalah pemilik saham di negara ini, jadi komisaris, pemerintahanlah yang menjalankannya. Kami terima kasih Pak Ketua DPD kali ini begitu perhatian, bahkan berkenan datang ke Termanu,” ucapnya.
Menurutnya, yang paling terpenting dari semua itu adalah tanpa adat, Uma Batu tidak pernah ada. Didirikannya Uma Batu bukan untuk menyaingi umat yang lain. “Kita kembalikan apa yang sudah diwariskan pada kita,” katanya.
lstana Uma Batu adalah bangunan bersejarah. Istana ini diketahui dibangun tahun 1860 oleh Raja Pello Keluanan atau Michiel Keloeanan yang lebih dikenal juga dengan Michiel Amalo. [suf]
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks
Sentimen: negatif (94.1%)