Sentimen
Positif (79%)
25 Nov 2023 : 13.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Ponorogo

Kasus: KKN, nepotisme, korupsi

Partai Terkait

Ganjar Pranowo Janji Sikat Habis KKN di Indonesia: Ini Penyakit!

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

25 Nov 2023 : 13.50
Ganjar Pranowo Janji Sikat Habis KKN di Indonesia: Ini Penyakit!

PIKIRAN RAKYAT - Ganjar Pranowo mengaku siap menyikat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia jika terpilih menjadi Presiden. Calon presiden (Capres) nomor urut 3 itu mengatakan bahwa KKN merupakan penyakit di Negeri ini.

Awalnya, dia menjamin angka harapan hidup masyarakat Indonesia akan tinggi di bawah kepemimpinannya. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjanjikannya lewat program 'Gaspol'.

"Ini angka harapan hidup, Insya-Allah kalau jaminan itu ada, angka harapan hidup akan tinggi. Bapak/ibu tugas kami adalah fastabiqul khairot untuk bisa berlomba-lomba, maka istilah kami gaspol," tutur Ganjar Pranowo dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis 23 November 2023.

Dia juga berjanji akan mendorong jaminan hidup melalui program 'Gaspol', sebab anggaran yang berlipat ganda tak boleh ada korupsi. Selain itu, kader PDIP tersebut akan mempermudah pajak.

"Gas-nya, kita sikat KKN, karena ini yang menjadi penyakit di negeri ini. Dan Pol-nya, kita memoles birokrasi yang melayani, yang analitis, bukan sekadar administratif," kata Ganjar Pranowo.

Untuk mewujudkan itu, perlu ada regulasi. Apabila regulasi sudah baik, maka perlu ada aktor baik untuk menjalankan regulasi tersebut.

"Kalau regulasi sudah baik, sistem kelembagaan. Kalau sistem kelembagaan sudah baik, maka kita butuh aktor baik. Mudah-mudahan aktor-aktor baik itu ada di sini. Biarlah nanti bisa bergabung dengan kami," ujar Ganjar Pranowo.

Pesan Muhammadiyah untuk Rakyat: Jangan Fanatik

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengajak warga persyarikatan untuk menyikapi Pemilu 2024 sesuai dengan khittah, kepribadian, serta dengan sikap yang biasa-biasa saja, tetap menjaga kerukunan, dan mendorong toleransi di tengah perbedaan. Pada acara Tabligh Akbar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Abdul Mu’ti menekankan bahwa perbedaan pilihan politik tidak seharusnya mengganggu kerukunan, terutama di antara tetangga.

Dia menekankan bahwa dalam situasi seperti ini, yang membantu bukan calon presiden atau wakil presiden yang didukung, tetapi juga tetangga dan sesama warga.

“Mari kita jaga kerukunan, kalau kalian sakit itu siapa yang kira-kira nengokin itu siapa? apa mungkin Pak Anies, apa Pak Prabowo, apa Pak ganjar? Siapa yang mau bantu kalian, ya, tetangga,” kata Mu’ti pada 19 November 2023.

Di hadapan ribuan jemaah Tabligh Akbar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) itu, Penulis Buku “Guyon Maton” ini menekankan tentang penting menjaga kerukunan di tengah perbedaan dengan rasa toleran. Menurutnya, sikap toleran terhadap perbedaan pendapat adalah kunci untuk mempertahankan kerukunan di tengah masyarakat yang memiliki pilihan politik beragam.

“Mari kita jaga kerukunan kita, jaga perbedaan ini dengan rasa toleran. Terhadap perbedaan, sebab mesti pilihannya beda,” tuturnya.

Terhadap Pemilu 2024, Abdul Mu’ti mengajak warga Muhammadiyah untuk ikut menyukseskan pemilu dan menjadikannya sebagai proses yang berkualitas. Dia menekankan bahwa sikap politik organisasi harus merujuk pada khittah Muhammadiyah, bersikap biasa-biasa saja, dan penuh toleransi. Sebagai netral aktif, Muhammadiyah berkomitmen untuk tidak memihak ke salah satu calon atau partai politik, tetapi aktif berkomunikasi dengan semua pihak.

Dia menegaskan sikap politik Muhammadiyah adalah netral aktif. Artinya, warga Muhammadiyah netral tidak memihak, tapi tetap aktif berkomunikasi dan terlibat dalam proses pemilihan umum. Dia menambahkan bahwa pilihan politik harus dibuat dengan bijak untuk masa depan Indonesia, dan yang paling penting adalah menjaga keutuhan dan persatuan Masyarakat khususnya warga Muhammadiyah.

“Tentukan pilihan yang terbaik untuk Indonesia masa depan, dan yang penting tentu Muhammadiyah harus tetap utuh, harus tetap bersatu,” ucapnya.***

Sentimen: positif (79.9%)