Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: MUI
Kasus: Tipikor, korupsi
Tokoh Terkait
Soroti Kasus Paman Anwar Usman dan Firli Bahuri, Cholil Nafis: Kita Butuh Orang yang Bersih!
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah dan Dakwah Muhammad Cholil Nafis memberikan reaksi terhadap rusaknya negara Indonesia pada periode kedua Presiden Jokowi.
Cholil menyoroti dua peristiwa yang masih hangat dan diprediksi paling sulit dilupakan publik.
Pertama, Anwar Usman yang telah digantikan oleh Hakim Konstitusi Suhartoyo sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Anwar Usman yang merupakan adik ipar Jokowi, diberhentikan dari jabatan Ketua MK oleh Majelis Kehormatan MK (MKMK).
Anwar dinilai terbukti melanggar etik berat terkait konflik kepentingan dalam putusan 90.
"Coba bayangkan, ini disuka maupun tidak karena disiarkan langsung itu nyata. Penegak konstitusi diberi sanksi tentang etika konstitusi," ujar Cholil dikutip dalam keterangannya di aplikasi X @cholilnafis (23/11/2023).
Kedua, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri tersandung kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Firli dijerat Pasal 12e, Pasal 12B, dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 65 KUHP.
"Coba bayangkan, tukang pemberantas korupsi, sekarang dijadikan tersangka gara-gara dia memeras orang korupsi, minta bagian dari korupsinya," Cholil menuturkan.
Dibeberkan Cholil, orang-orang yang selama dipercaya, ternyata tidak mampu menjadi sapu yang bersih untuk membersihkan yang kotor.
"Orang-orang yang dianggap kita percaya, ternyata Republik ini tidak cukup untuk mencari sapu yang bersih untuk menyapu yang kotor," imbuhnya.
"Ternyata masuk di situ, kotor juga. Yang seperti ini tidak mungkin tiba-tiba langsung kita besarkan menjadi pemimpin," sambung dia.
Menurutnya, sebelum ditunjuk sebagai orang pengendali kebijakan, mestinya dikader terlebih dahulu.
"Harus dikader dari awal untuk melakukan perubahan Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang. Ini fenomena yang nyata di tengah-tengah kita," tandasnya.
Ditegaskan Cholil, Indonesia saat ini membutuhkan sosok yang bisa membersihkan negara dari kotoran para koruptor.
"Kita membutuhkan orang yang bersih untuk membersihkan Republik ini dari hal-hal yang kotor," kuncinya.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (100%)