Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow
Tokoh Terkait
Putin Beri Sinyal Hentikan Perang, Minta Bantuan RI Cs
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali buka suara soal perang antara negaranya dengan Ukraina. Ini terjadi setelah selama hampir 19 bulan perang antara keduanya belum berakhir.
Mengutip CNBC International saat berbicara pada KTT G20 virtual, Rabu (22/11/2023), Putin mengatakan negara-negara Kelompok 20 (G20) harus memikirkan cara untuk menghentikan perang di Ukraina. Ia bahkan menggambarkannya sebagai sebuah "tragedi."
Di dalam kelompok yang juga diikuti Indonesia itu, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak pernah menolak untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai dengan Ukraina. Sebaliknya Putin sekali lagi menyalahkan Ukraina atas kegagalan perundingan damai sebelumnya, dan kemudian mengklaim ada undang-undang di Ukraina yang melarang diskusi dua negara.
"Tentu saja kita harus memikirkan bagaimana menghentikan tragedi ini. Omong-omong, Rusia tidak pernah menolak perundingan perdamaian dengan Ukraina; bukan Rusia, tetapi Ukraina yang secara terbuka mengumumkan penarikan diri dari proses negosiasi," tuturnya, dikutip Newsweek.
"Terlebih lagi, itu adalah sebuah dekrit, sebuah dekrit kepala negara, yang ditandatangani yang melarang negosiasi semacam itu dengan Rusia."
Serangan besar-besaran Rusia terhadap Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan aliansi militer Barat pimpinan AS, NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
Ini akhirnya membuat Rusia dikucilkan oleh Barat dan sekutunya. Diketahui, ribuan sanksi ekonomi dijatuhkan blok itu kepada Moskow.
Rusia sendiri tetap berada di G20 meski sebelumnya dikeluarkan dari G8 pada tahun 2014 setelah negara tersebut mencaplok Krimea.
Kyiv sebelumnya telah menghadiri perundingan perdamaian dengan Rusia namun gagal. Sejak itu kedua belah pihak telah memperkuat pendirian mereka dan memperkuat "garis merah" yang mencegah terjadinya perjanjian perdamaian.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan perundingan tidak akan dimulai kembali ketika pasukan Rusia berada di wilayahnya. Diketahui, saat ini Rusia sekitar 18% wilayah Ukraina.
[-]
-
Putin Ngamuk Moskow Didrone, Rusia Bombardir Kampung Zelensky(luc/luc)
Sentimen: positif (40%)