Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Ponorogo
Tokoh Terkait
Muhammadiyah: Jangan Fanatik dengan Pilihan, Kalau Sakit Bukan Capres-Cawapres yang Nengok, tapi Tetangga
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengajak warga persyarikatan untuk menyikapi Pemilu 2024 sesuai dengan khittah, kepribadian, serta dengan sikap yang biasa-biasa saja, tetap menjaga kerukunan, dan mendorong toleransi di tengah perbedaan.
Pada acara Tabligh Akbar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Abdul Mu’ti menekankan bahwa perbedaan pilihan politik tidak seharusnya mengganggu kerukunan, terutama di antara tetangga. Ia menekankan bahwa dalam situasi seperti ini, yang membantu bukan calon presiden atau wakil presiden yang didukung, tetapi juga tetangga dan sesama warga.
“Mari kita jaga kerukunan, kalau kalian sakit itu siapa yang kira-kira nengokin itu siapa? apa mungkin Pak Anies, apa Pak Prabowo, apa Pak ganjar? Siapa yang mau bantu kalian, ya, tetangga,” kata Mu’ti pada 19 November 2023.
Baca Juga: Anies Baswedan Tanggapi Banyak Sekolah Swasta Kehilangan Guru Demi Kejar PPPK
Di hadapan ribuan jemaah Tabligh Akbar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) itu, Penulis Buku “Guyon Maton” ini menekankan tentang penting menjaga kerukunan di tengah perbedaan dengan rasa toleran.
Menurutnya, sikap toleran terhadap perbedaan pendapat adalah kunci untuk mempertahankan kerukunan di tengah masyarakat yang memiliki pilihan politik beragam.
“Mari kita jaga kerukunan kita, jaga perbedaan ini dengan rasa toleran. Terhadap perbedaan, sebab mesti pilihannya beda,” tuturnya.
Terhadap Pemilu 2024, Abdul Mu’ti mengajak warga Muhammadiyah untuk ikut menyukseskan pemilu dan menjadikannya sebagai proses yang berkualitas. Ia menekankan bahwa sikap politik organisasi harus merujuk pada khittah Muhammadiyah, bersikap biasa-biasa saja, dan penuh toleransi. Sebagai netral aktif, Muhammadiyah berkomitmen untuk tidak memihak ke salah satu calon atau partai politik, tetapi aktif berkomunikasi dengan semua pihak.
Dia menegaskan sikap politik Muhammadiyah adalah netral aktif. Artinya, warga Muhammadiyah netral tidak memihak, tapi tetap aktif berkomunikasi dan terlibat dalam proses pemilihan umum. Dia menambahkan bahwa pilihan politik harus dibuat dengan bijak untuk masa depan Indonesia, dan yang paling penting adalah menjaga keutuhan dan persatuan Masyarakat khususnya warga Muhammadiyah.
“Tentukan pilihan yang terbaik untuk Indonesia masa depan, dan yang penting tentu Muhammadiyah harus tetap utuh, harus tetap bersatu,” imbuhnya.***
Sentimen: positif (66%)