Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Kamal, London
Kasus: mayat, Teroris
Tokoh Terkait
Pangeran Faisal
Itamar Ben-Gvir
Mao Ning
7 Update Perang Hamas-Israel: Gencatan Senjata-Respons Dunia
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Israel telah menggempur Jalur Gaza selama 47 hari berturut-turut sejak 7 Oktober lalu. Pasukan Negeri Yahudi tersebut telah menyerang utara hingga selatan wilayah kantong Palestina tersebut.
Akibatnya wilayah kantong Palestina yang terkepung itu terus menghadapi bencana kemanusiaan yang semakin besar. Situasi ini diperparah menyusul runtuhnya layanan medis dan komunikasi di Kota Gaza pada 10 November.
Namun, langkah maju terkait upaya perdamaian baru saja diperoleh dengan kesepakatan 4 hari gencatan senjata dan dilepasnya sejumlah sandera.
Berikut update terkait situasi panas di Jalur Gaza, Tepi Barat dan wilayah lainnya, seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Rabu (22/11/2023).
Korban Tewas Tembus 14 Ribu JiwaKementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), seperti dikutip Al Jazeera, mencatat setidaknya ada 14.100 korban tewas, termasuk 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita. Angka ini naik 800 jiwa dari hari sebelumnya.
Korban luka-luka 33.000 orang, dengan sekitar 70% diantaranya adalah anak-anak dan perempuan. Setidaknya 6.800 warga dilaporkan hilang di Gaza.
Sementara di Tepi Barat, tercatat 219 orang tewas, termasuk 50 jiwa anak-anak. Lebih dari 2.750 luka-luka.
Di Israel, pada 10 November, para pejabat merevisi jumlah korban tewas dari 1.405 menjadi sekitar 1.200 orang. Sementara luka-luka sebesar 5.600 orang.
Setidaknya total 53 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 46 jurnalis Palestina, empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon telah terbunuh.
Sebanyak 11 jurnalis dilaporkan terluka, 3 jurnalis dilaporkan hilang, dan 18 jurnalis dilaporkan ditangkap.
Serangan Israel di RS Kamal AdwanIsrael disebut telah melakukan serangan di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan. Gambar terbaru yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan mayat-mayat tergeletak di halaman fasilitas di Gaza utara tersebut.
Ahmed al-Kahlout, direktur rumah sakit tersebut, mengatakan rumah sakit tersebut telah menerima lebih dari 60 orang tewas dan sekitar 1.000 orang terluka sejak tadi malam.
Sementara para orang tua terlihat berkumpul untuk mengidentifikasi jenazah anak-anak mereka, sementara beberapa orang berdiri sambil menangis dan saling menghibur.
"Pendudukan mengklaim kemanusiaan namun membunuh anak-anak dan perempuan, tanpa belas kasihan dan belas kasihan," kata seseorang yang bertanggung jawab menangani jenazah. "Mereka lembut terhadap burung dan kucing, tetapi tidak terhadap anak-anak."
Serangan Israel terus berlanjut di wilayah kantong yang terkepung tersebut setelah pengumuman perjanjian gencatan senjata, yang diperkirakan akan mulai berlaku dalam beberapa jam mendatang.
Menteri Sayap Kanan Israel Kecam Gencatan SenjataMenteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengecam perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Ia beralasan bahwa jeda pertempuran merupakan "preseden yang berbahaya".
Meskipun dia mengatakan ada "keuntungan" dalam kesepakatan pengembalian tawanan, "kami tidak memiliki hak dan wewenang untuk menyetujui gagasan memisahkan mereka dan mengembalikan hanya sebagian".
"Hamas menginginkan jeda ini lebih dari apa pun," katanya di media sosial X. "Garis besarnya adalah preseden berbahaya, yang mengubah persamaan dan mungkin membawa lebih banyak kejadian."
Ben-Gvir termasuk di antara menteri Israel yang memberikan suara menentang perjanjian gencatan senjata tadi malam. "Keputusan ini akan menimbulkan kerugian besar bagi kita selama beberapa generasi," katanya seperti dikutip oleh media Israel selama pertemuan pemerintah.
Militer Israel Klaim Temukan 400 Terowongan di Jalur GazaPasukan Pertahanan Israel mengatakan mereka menemukan dan menghancurkan sekitar 400 terowongan di Jalur Gaza. Namun laporan IDF tidak dapat dikonfirmasi secara independen.
"Hamas telah membangun jaringan terowongan teroris di bawah pusat populasi di seluruh Jalur Gaza," kata IDF, seperti dikutip CNBC International. "Banyak terowongan yang menuju ke jaringan terowongannya terletak di dalam rumah sakit sipil, sekolah, dan rumah."
Israel telah berulang kali mengatakan bahwa jaringan terowongan Hamas membentang di wilayah bawah tanah Jalur Gaza dan menjadikan keberadaan infrastruktur tersebut dan pos komando lainnya sebagai pembenaran untuk menyerang fasilitas sipil.
Israel pun mendapat tekanan internasional yang signifikan untuk membuktikan keberadaan terowongan tersebut sejak militer Israel menyerbu rumah sakit Al-Shifa.
Paus Fransiskus Buka SuaraPaus Fransiskus menyebut konflik Israel-Hamas telah melampaui perang dan menjadi "terorisme". Pernyataannya keluar setelah kematian lebih dari 14.100 warga Palestina di Gaza dan sekitar 1.200 di Israel sejak 7 Oktober.
Berbicara setelah pertemuan terpisah dengan keluarga tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dan dengan warga Palestina yang memiliki keluarga di Gaza, Paus mengatakan dia mendengar langsung bagaimana "kedua belah pihak menderita" dalam konflik tersebut.
"Inilah yang dilakukan perang. Namun di sini kita telah melampaui perang. Ini bukan perang. Ini terorisme," katanya.
Ia memohon doa agar kedua belah pihak "tidak terus-menerus terbawa hawa nafsu yang pada akhirnya membunuh semua orang".
Reaksi Internasional Terhadap Gencatan Senjata Israel-HamasBerikut rangkuman reaksi terhadap kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dari seluruh penjuru dunia:
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan Beijing berharap kesepakatan itu "akan membantu meringankan penderitaan krisis kemanusiaan, mendorong peredaan konflik, dan meredakan ketegangan".
- Inggris menyambut baik jeda tersebut sebagai "langkah penting" dalam memberikan bantuan kepada keluarga para sandera dan mengatasi krisis kemanusiaan.
- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berterima kasih kepada Qatar dan Mesir atas upaya mereka untuk mengamankan perjanjian tersebut. Ia menekankan bahwa perjanjian tersebut perlu "dilaksanakan secara keseluruhan".
- Rusia memuji kesepakatan tersebut sebagai "kabar baik pertama dalam jangka waktu yang lama" dan mengatakan jeda kemanusiaan adalah satu-satunya cara menuju penyelesaian yang berkelanjutan.
- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan blok tersebut akan menggunakan jeda ini untuk memperjuangkan "gelombang kemanusiaan ke Gaza".
- Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan kesepakatan itu telah dicapai "setelah negosiasi intensif selama berminggu-minggu". Ia berharap perjanjian tersebut akan menjadi "langkah pertama menuju deeskalasi dan mengamankan gencatan senjata jangka panjang, diikuti dengan proses politik yang komprehensif untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini".
Tiga Negara Timur Tengah Minta Gencatan Senjata DiperpanjangMenteri luar negeri (Menlu) dari Arab Saudi, Mesir dan Yordania menyambut baik perjanjian gencatan senjata tersebut tetapi menekankan bahwa perjanjian tersebut harus diperpanjang lebih lama dari jeda empat hari yang disepakati.
Para Menlu menyampaikan pada konferensi pers di London bahwa perjanjian tersebut pada akhirnya akan mengarah pada dimulainya kembali diskusi seputar solusi dua negara.
Menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mendesak agar bantuan kemanusiaan harus dipertahankan dan tidak bergantung pada pembebasan sandera lebih lanjut.
"Akses kemanusiaan apa pun yang meningkat akibat kesepakatan penyanderaan ini harus tetap ada dan harus dibangun," katanya. "Tidak boleh ada pengurangan akses ini berdasarkan kemajuan dalam pembebasan sandera lebih lanjut... Menghukum penduduk sipil Gaza karena menahan sandera sama sekali tidak dapat diterima".
[-]
-
Ada Iran di Balik Serangan Hamas ke Israel? Ini Faktanya(luc/luc)
Sentimen: negatif (99.6%)