Sentimen
Netral (88%)
23 Okt 2004 : 17.57
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Tokoh Terkait

Milad ke-111, Ini Jumlah Amal Usaha Muhammadiyah yang Tersebar hingga Luar Negeri

23 Okt 2004 : 17.57 Views 5

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

Milad ke-111, Ini Jumlah Amal Usaha Muhammadiyah yang Tersebar hingga Luar Negeri

RILISID, Jakarta — Persyarikatan Muhammadiyah baru saja merayakan hari lahirnya atau milad yang ke-111 pada Sabtu, 18 November 2023 kemarin. Di usianya yang ke-111 ini, telah banyak perjalanan khidmat inklusif Persyarikatan Muhammadiyah dalam memajukan kehidupan umat.

Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, organisasi persyarikatan ini tercatat telah tersebar di 35 provinsi di Indonesia dan bahkan memiliki cabang di 30 negara.

Amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah antara lain 172 perguruan tinggi (terdiri dari 83 universitas, 53 sekolah tinggi, 36 bentuk lainnya), 122 (plus 20 RS dalam proses pembangunan), 231 klinik, 5345 sekolah/madrasah, 440 pesantren, 1.012 Aumsos (panti asuhan, dll), 20.465 aset wakaf, dan sedikitnya lahan seluas 214.742.677 m2.

Kiprah kemanusiaan di dunia internasional juga telah dilaksanakan di berbagai negara, misalnya Palestina, Filipina, Rohingya-Myanmar, Pakistan, Cox Bazar-Bangladesh, Maroko, Turki, Nepal, Sudan, Libya, Yordania, dan Lebanon.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, kiprah persyarikatan tersebut merata dilaksanakan oleh seluruh sayap organisasinya, termasuk oleh gerakan perempuan ‘Aisyiyah yang telah memelopori emansipasi perempuan di Indonesia dengan 20.000 lebih TK/PAUD, dan 3 universitas.

Haedar mengatakan, ini merupakan bukti keberkahan dan kesuksesan Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan terbesar di dunia sebagaimana pujian ilmuwan ternama dari Boston University Amerika Serikat, Robert W Heffner.

“Di bawah bayangan saya, Muhammadiyah merupakan kunci karenanya Indonesia menjadi satu-satunya negara yang berhasil menjalankan amal sosial dan amal agamis yang boleh diamati sebagai model untuk seluruh dunia, tidak untuk organisasi muslim saja, tapi juga orang lain di negara-negara lain,” kata Haedar, Minggu (19/11/2023)

Pernyataan Haedar itu mengutip ucapan Heffner yang disampaikan pada Pengajian Ramadan Muhammadiyah pada 2021 yang lampau.

“Muhammadiyah terus berkiprah sentrifugal menjadi pelopor kemajuan. Di sebagian kawasan terjauh, ketika negara dan ormas lain belum hadir, Muhammadiyah hadir menebar kemaslahatan bagi seluruh warga bangsa tanpa mengenal batas agama, suku, ras, golongan, dan sekat-sekat sosial-politik,” ucap Haedar.

Dalam pidato Resepsi Milad 111 Tahun Muhammadiyah di UMY, Sabtu (18/11/2023), Haedar mengajak warga Persyarikatan mensyukuri anugerah 1,1 abad Muhammadiyah dengan merawat gerakan dan melipatgandakan amal saleh.

“Rasa syukur hanya kepada Allah karena atas anugerah-Nya organisasi Islam warisan berharga Kiai Haji Ahmad Dahlan ini terus dijaga ruh gerakannya dalam menjalankan misi utama dakwah dan tajdid menuju terwujudnya Khaira Ummah,” kata Haedar.

Haedar menilai, menjadi keliru dan tidak adil manakala kehadiran Muhammadiyah hanya diukur dengan parameter jumlah anggota dan lumbung suara politik lima tahunan. Menurutnya, Muhammadiyah mesti ditempatkan sebagai kekuatan strategis bangsa.

"Yang keberadaannya mesti ditakar dari kontribusinya yang signifikan dalam usaha membebaskan, memberdayakan, mencerdaskan, menyejahterakan, mencerahkan, serta memajukan kehidupan bangsa,” tandasnya. (*)

Sentimen: netral (88.3%)