Sentimen
Negatif (94%)
23 Okt 2004 : 17.57
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Malang, Pasuruan

Kasus: kecelakaan

Menhan RI Prabowo Subianto Temui Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Tempur Taktis EMB-314 Super Tucano

Rilis.id Rilis.id Jenis Media: Nasional

23 Okt 2004 : 17.57
Menhan RI Prabowo Subianto Temui Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Tempur Taktis EMB-314 Super Tucano

RILISID, Malang — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menemui keluarga korban kecelakaan pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.

Kedatangan Prabowo Subianto tersebut dilakukan pada Sabtu, 18 November 2023 untuk menemui keluarga korban kecelakaan pesawat tempur Super Tucano.

Pada kesempatan ini, Menhan Prabowo menyampaikan ungkapan dukacita mendalam kepada keluarga prajurit TNI Angkatan Udara yang gugur akibat jatuhnya dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano.

Dikabarkan sebelumnya dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano milik TNI Angkatan Udara jatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis, 16 November 2023.

Pesawat tempur dengan nomor lambung TT-3111 dan TT-3103 tersebut tercatat lepas landas pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB, setelah melakukan manuver formasi dan menembus awan.

Dalam momentum tersebut, Prabowo menyampaikan kepada keluarga korban untuk dapat berkomunikasi dengan dirinya semisal terjadi sesuatu.

"Kalau ada apa-apa silakan hubungi saya. Saya pasti akan bantu sebisanya," ujarnya.

Tak hanya itu, Menhan RI juga memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi kepada keluarga korban kecelakaan pesawat tempur saat mengunjungi kediaman mereka.

Turut mendampingi Menhan RI Prabowo Subianto yakni Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo, pejabat Markas Besar TNI Angkatan Udara, dan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Abd Saleh Malang.

Pada peristiwa kecelakaan ini, setidaknya menyebabkan empat prajurit TNI meninggal.

Keempat prajurit tersebut terdiri dari Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan, dan Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta.

Menhan Prabowo juga mengatakan bahwa menjadi prajurit TNI tentunya dihadapkan dengan banyak risiko ketika melakukan latihan rutin sekalipun.

"Itu adalah risiko. Memang pertahanan itu penuh dengan risiko. Latihan itu harus realistis, meskipun mengandung bahaya baik di darat, laut, udara, gunung, hutan, rawa. Itulah risiko prajurit kita," sambungnya.(*)

Sentimen: negatif (94%)