Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNAIR, Universitas Pelita Harapan, Universitas Airlangga
Tokoh Terkait
Komunikolog Indonesia Minta Jokowi Lantangkan Suara Terkait Kondisi Gempa Suriah – Turki
SuaraSurabaya.net Jenis Media: News
Asosiasi Komunikolog Indonesia memohon pada Joko Widodo Presiden Republik Indonesia untuk memperlantang pernyataannya agar pemimpin dunia dapat mempercepat bantuan untuk gempa Suriah – Turki.
Effendi Gazali Komunikolog Senior, menyatakan ungkapan terima kasihnya pada Jokowi karena telah menunjukkan kepedulian pada tragedi gempa Suriah – Turki
“Tinggal kita memohon agar nada pernyataan beliau ditambah lagi. Ini adalah momentum dunia terpenting saat ini. Sebagai tokoh yang sukses untuk presidensi G-20 dan ASEAN, maka Bapak Jokowi tinggal bersuara lebih kencang dan lebih banyak, yakinlah para pemimpin dunia akan mendengarnya,” ujar Effendi melalui keterangan resmi Asosiasi Komunikolog Indonesia, Jumat (10/2/2023).
Sementara itu, menurut Iwel Sastra salah satu Anggota Komunikolog Indonesia, tidak banyak berita atau media yang menyorot mengenai kondisi pasca gempa di Suriah.
“Bisa jadi karena kondisi politik, atau akses ke sana yang belum terbuka seperti Turki. Karena itu amat dibutuhkan suara para pemimpin dunia agar perhatian menjadi sama, dan akses juga dibuka. Presiden Jokowi bisa melakukan itu, baik melalui teriakan maupun melalui jaringan diplomatiknya,” ujar Iwel.
Emrus Sihombing Komunikolog dari Universitas Pelita Harapan, juga memperkuat permohonan kepada Presiden RI tersebut.
“Kita harus melihat secara utuh dan berimbang. Bantuan harusnya merata untuk Turki dan Suriah. Atas nama kemanusiaan, kita harus mengesampingkan dulu embargo atas dasar pertimbangan politik. Suara Pak Jokowi pasti akan didengar,” tutur Emrus.
Suko Widodo Komunikolog Universitas Airlangga, mengatakan, mengutip pernyataan Gus Dur, salah satu presiden hebat Indonesia: “Gus Dur pernah menyatakan bahwa di atas politik masih ada kemanusiaan.”
Ia menambahkan betapa Indonesia pernah memiliki pengalaman menghadapi tragedi lebih besar yaitu tsunami Nangroe Atjeh Darussalam tahun 2004. “Jadi suara Indonesia pasti akan didengar oleh dunia. Ini momentum yang membutuhkan teriakan dari pemimpin Indonesia!” kata Suko.
Untuk diketahui, pada Senin (6/2/2023) lalu, Provinsi Kahramanmaras di Turki selatan, mengalami gempa bermagnitudo 7,8 yang dampaknya mengakar di beberapa wilayah di Turki hingga ke Suriah.(abd/ipg)
Sentimen: positif (61.5%)