LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso kembali jadi sorotan publik.

Kasus yang menewaskan Mirna Salihin pada tahun 2016 lalu kembali ramai diperbincangkan.

Baru-baru ini, muncul video mengenai Edi Darmawan selaku ayah Mirna Salihin yang beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, ayah Mirna Salihin meminta maaf kepada Otto Hasibuan selaku pengacara Jessica Wongso.

Hal tersebut sontak membuat publik terkejut karena Otto Hasibuan dan ayah Mirna Salihin sebelumnya sempat berseteru.

Munculnya video ayah Mirna Salihin di media sosial bersamaan dengan kabar bahwa Otto Hasibuan akan mengajukan PK terkait kasus Jessica Wongso.

Dikutip dari akun TikTok @Leonsinaga09, ayah Mirna Salihin mengungkap bahwa ia tidak ada masalah jika Otto Hasibuan akan mengajukan PK terkait kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso.

Baca Juga: Sempat Jadi Tempat Tawanan Tentara Perang, Rumah Sakit Tertua di Jabar Ini Kini Termasuk Bangunan Cagar Budaya

Namun, ayah Mirna Salihin memberi pesan agar Otto Hasibuan tidak merusak citra hukum di Indonesia yang ia nilai sudah berjalan dengan baik.

Selain itu, ayah Mirna Salihin juga memberi klarifikasi terkait dugaan dirinya menyembunyikan barang bukti saat kasus Jessica Wongso.

Edi Darmawan menjelaskan soal video yang memperlihatkan Jessica Wongso diduga sedang memasukkan racun ke minuman Mirna Salihin yang belum sempat diperlihatkan di persidangan.

Ayah Mirna Salihin menegaskan bahwa video tersebut bukan miliknya dan ia tak memiliki niat untuk menyembunyikan data.

“Itu sebetulnya bukan barang saya atau saya ngumpetin data dari digital forensik," tegas Edi.

"Pada saat 2016 kita temukan dengan rentetan data-data visual lainnya. Itu hanya dari belakang saja, dari depan nanti ada,” tambahnya.

Ayah Mirna Salihin juga mengatakan bahwa video tersebut digunakan untuk keperluan Australian Federal Police dan Kejaksaan.

Tidak hanya itu, ayah Mirna Salihin juga menyebut nama Kadiv Hubinter Irjen Pol Krishna Murti.

Diketahui bahwa Krishna Murti menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada saat kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso.

“Itu untuk dua keperluan, satu AFP (Australian Federal Police) dan kejaksaan waktu P21," ujar Edi.

"Pak Krishna Murti itu sampai bawa itu cuma ditunjukkan aja, nggak dipakai karena ini berkaitan dengan kepolisian,” tambahnya. ***