Sentimen
Negatif (99%)
11 Nov 2023 : 17.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Partai Terkait

Ada Aroma Kuat Aparat Negara Kehilangan Netralitas Jelang Pemilu 2024

12 Nov 2023 : 00.08 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Ada Aroma Kuat Aparat Negara Kehilangan Netralitas Jelang Pemilu 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut, ada aroma kuat aparat negara mulai kehilangan netralitas jelang Pemilu 2024.

"Kami memang tidak berani menuduh, tetapi aroma (kehilangan netralitas) itu sangat kuat dan itu publik sudah tahu, di bawah juga sudah tahu," kata Jazilul saat ditemui di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2023).

"Ada aparat yang berat sebelah, sebenarnya sudah mulai," sambung dia. 

Baca juga: Profil PKB: Suara NU, Sosok Gus Dur, dan Kepemimpinan Cak Imin Kini

Jazilul mengatakan, tindakan tidak netral dari aparat negara terlihat dari beberapa kasus pencopotan baliho calon presiden dan acara politik yang mulai dilarang.

Ia menyebut, ada laporan beberapa kiai yang mau berceramah diminta untuk membatalkan karena terafiliasi dukungan capres terrtentu.

"Mungkin (ketidaknetralan) tidak ada (dalam) instruksi dari pusat ya, mungkin inisiatif masing-masing, tapi itulah yang disebut bias kekuasaan," katanya.

Jazilul juga menyebut, Koalisi Perubahan sendiri merasakan beberapa peristiwa penolakan yang dilakukan oleh aparat negara.

"Pak Muhaimin waktu ke Tanah Laut (Kalimantan Selatan) sama (ketika) kita buat acara Pak Anies di Bandung juga tidak diizinkan," ucapnya. 

Baca juga: Jenderal Agus Subiyanto Jamin Netralitas TNI AD dalam Pemilu 2024

"Kejadian-kejadian semacam ini publik juga harus tahu dan aparat harus berpihak yang adil," lanjut dia.

Pria yang akrab disapa Guz Jazil ini sedang menginventarisasi kasus serupa untuk membuka kesadaran mayarakat dan aparat negara.

Hal senada juga disinggung Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pidato HUT Ke-12 Partai Nasdem.

"Hari-hari ini kita melihat betapa banyaknya upaya membawa negara dan aparaturnya melayani kepentingan pribadi dan golongan," ujarnya.

Surya mengatakan, upaya menyeret negara dan aparaturnya pada kepentingan politik praktis melahirkan ketidakpercayaan masyarakat kepada negara.

"Kritik kemudian muncul dalam bentuk sinisme dan cemoohan yang sudah sangat kasar sebagai bangsa yang beradab," imbuhnya. 

Baca juga: Alissa Wahid Berharap Jokowi Jaga Netralitas pada Pemilu 2024

Surya mengatakan, negara kini telah mengalami penurunan kewibawaan pada tingkatan yang paling rendah akibat penyeretan aparat.

Hal ini yang menyebabkan rakyat, kata Surya, mengalami kesulitan menempatkan kepercayaan kepada sosok selain pemerintah.

"Hari ini akan mudah sekali kita temui rakyat yang merasa cukup memerintah dirinya sendiri, saat ini kita berada di tanduk kerusakan yang paling mencemaskan sepanjang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita berharap semua pemimpin nasional dan rakyat tidak kehilangan kontrol," ucapnya.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (99.9%)