Mantan PM Israel Sebut Netanyahu Stres Berat dan Salah Perhitungan
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu disebut stres berat akibat kegagalan keamanan yang memungkinkan terjadinya serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Netanyahu juga dinilai salah perhitungan dengan menyatakan akan memikul tanggung jawab keamanan atas Jalur Gaza setelah perang melawan Hamas berakhir.
Seperti dilansir Al Jazeera dan Politico, pernyataan itu disampaikan oleh mantan PM Israel Ehud Olmert yang menjabat periode tahun 2006 hingga tahun 2009 lalu, dari Partai Kadima yang beraliran liberal.
Olmert, dalam wawancara dengan media terkemuka Politico, berpendapat bahwa Netanyahu berada dalam kondisi ‘nervous breakdown’ saat ini karena berusaha menghindari pemecatan dari jabatannya karena gagal menjaga keamanan nasional Israel dalam serangan Hamas sebulan lalu.
“Dia (Netanyahu) menciut. Dia hancur secara emosional, itu sudah pasti. Maksud saya, sesuatu yang buruk terjadi padanya,” ucap Olmert dalam wawancara tersebut.
Olmert juga menyebut Netanyahu kini menjadi ‘bahaya’ bagi Israel. “Setiap menit dia menjabat Perdana Menteri, dia menjadi bahaya bagi Israel. Saya bersungguh-sungguh. Saya yakin Amerika memahami dia sedang dalam kondisi buruk,” ujarnya, merujuk pada Netanyahu.
Lebih lanjut, Olmert menilai bahwa Israel saat kini menyimpang dari jalur strategisnya. Dia merujuk pada komentar Netanyahu baru-baru ini, yang menyebut Israel akan memikul ‘tanggung jawab keseluruhan’ atas keamanan Jalur Gaza untuk periode yang tidak terbatas, setelah perang melawan Hamas berakhir.
Menurut Olmert, pendekatan yang diambil Netanyahu itu salah karena sama saja kembali ke tahun 2005 lalu, ketika Israel menjalankan kekuasaan militer atas Jalur Gaza. (Zs/Dtk)
Sentimen: negatif (96.9%)