AYOBANDUNG.COM -- Lebih dari 500 alumnus kampanye Joe Biden pada 2020 bersatu untuk mendesak gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

Gerakan ini bertujuan untuk memberikan dorongan bagi presiden Amerika Serikat (AS) itu agar menyesuaikan pendekatannya terhadap tindakan Israel di Gaza.

“(Joe Biden) harus menyerukan gencatan senjata, pertukaran sandera, dan deeskalasi, serta mengambil langkah nyata untuk mengatasi kondisi pendudukan, apartheid, dan pembersihan etnis yang menjadi akar kekerasan mengerikan yang kita saksikan sekarang," ujar kelompok yang bernama Biden Alumni for Peace and Justice itu dilansir dari Republika.co.id pada Jumat, 10 November 2023.

Alumnus relawan kampanye itu menyatakan, Biden memiliki pengaruh yang signifikan di saat yang penuh bahaya tersebut karena menjabat sebagai presiden AS.

Baca Juga: Tenaga Honorer Dihapus Bulan Desember 2024, Pengamat: Pegawai Titipan Bakal Ancam Non ASN Lama!

“Ini adalah perpecahan yang sedang terjadi,” ujar aktivis Israel-Amerika yang bekerja sebagai organisator lapangan di Arizona dan menandatangani surat tersebut Matan Arad-Neeman.

Menurut survei Data for Progress baru-baru ini, surat tersebut mencatat, 66 persen pemilih berpendapat AS harus menyerukan gencatan senjata. Survei Quinnipiac yang dilakukan pada 26 sampai 30 Oktober menunjukan, kurang dari seperempat pemilih muda AS menyetujui kebijakan Biden mengenai Israel.

Mengingat ketergantungan Biden pada pemilih muda pada 2020, hal tersebut bisa menjadi masalah dalam pertarungan ulang melawan Donald Trump pada 2024.

Tekanan untuk menyerukan gencatan senjata juga diberikan kepada para senator progresif. Lebih dari 400 mantan staf kampanye Senator Bernie Sanders dan Elizabeth Warren telah mengirimkan surat terbuka.

Baca Juga: PRUPriority Hospitals Hadir untuk Tingkatkan Efektivitas dan Profesionalitas Layanan Kesehatan Unggul

Mereka menyerukan gencatan senjata saat ini juga. Namun Sanders malah menolak seruan tersebut dan Warren beralih menyerukan jeda kemanusiaan.