Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Kasus: HAM
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Alwi Shihab Sebut Banyak Guru Agama Cenderung Intoleran, Kemenkumham Gelar Konferensi Internasional
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA. KOMPAS.com - Senior Fellow Institut Leimena Alwi Shihab menyebut banyak guru agama di Indonesia cenderung memahami pemahaman intoleran.
Menurut Alwi, hal ini sangat berbahaya sehingga pemerintah dan organisasi dari agama Islam dan Kristen perlu melakukan upaya Literasi Keagamaan Lintas Budaya.
“Ada sinyalemen bahwa ternyata banyak guru agama Islam, guru-guru agama di Indonesia cenderung intoleran,” kata Alwi dalam konferensi pers di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Alwi menekankan, guru memiliki peran strategis dalam pembangunan generasi muda menjadi pemimpin bangsa.
Baca juga: Profil Ketua Umum PKB: dari Matori Abdul Djalil ke Alwi Shihab, Lalu ke Cak Imin
Sementara itu, pandangan intoleran hingga kekerasan di dunia timbul karena pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama.
“Sehingga perlu kita menggali ajaran agama yang betul-betul bersumber dari prime source (sumber utama),” ujar Alwi.
Menteri luar negeri RI periode 1999-2001 ini mengatakan, orang yang memiliki kompetensi pribadi memahami ajaran agamanya sendiri dan selalu merujuk pada sumber utama.
Dia pun memandang hubungannya dengan orang lain, ia menggunakan pemahaman pada sumber utama. Literasi keagamaan lintas budaya membuat guru-guru siap menghadapi perbedaan.
“Perbedaan jangan menjadi pintu masuk pertikaian, sebaliknya perbedaan adalah keniscayaan, maka kita hendaknya mengelola perbedaan tersebut untuk kepentingan bersama,” kata Alwi.
Baca juga: Soal Papua dan Papua Barat, Alwi Shihab: Semua Harus Menahan Diri
Untuk menjawab persoalan kecenderungan intoleran pada guru, Kemenkumham bersama Institut Leimena bekerjasama menggelar Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya.
Acara itu akan dihadiri 30 narasumber tersohor di dunia dan akan membicarakan berbagai topik menyangkut HAM dan akar intoleransi.
Acara yang bakal digelar pada 13-14 November 2023 tersebut, mengangkat tema “Human Dignity and Rule of Law for a Peaceful and Inclusive Society".
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca juga: Alwi Shihab: Mempertahankan NKRI adalah Ciri Islam Sejati
Direktur Jenderal (Dirjen) HAM, Kemenkumham, Dhahana Putra mengatakan, literasi keagamaan lintas budaya sangat penting dibahas dalam pertemuan tersebut.
Menurut dia, forum itu merupakan bentuk pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama antara Kemenkumham RI dan Institut Leimena sejak 2022.
Sentimen: negatif (61.5%)