Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Latar Belakang Masuknya Jepang ke Indonesia dan Tujuan Utamanya
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id – Latar belakang masuknya Jepang ke Indonesia akan diulas secara mendalam di artikel ini. Penjajahan yang dilakukan oleh Jepang menorehkan luka mendalam karena kekejamannya. Lantas, bagaimana kronologinya?
Indonesia sempat mengalami penjajahan dari berbagai negara asing, salah satunya adalah Jepang. Penjajahan yang dilakukan bangsa asing terhadap Indonesia tentu dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Kependudukan Jepang dikenal sebagai penjajahan tersingkat namun terasa cukup lama karena sistem pemerintahan yang diktator. Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun atau tepatnya 3 tahun 8 bulan, terhitung sejak Januari 1942 hingga Agustus 1945.
Untuk mengetahui latar belakang masuknya Jepang ke Indonesia beserta tujuan dan kebijakan pada masa penjajahannya, simak ulasan berikut ini yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (6/11/2023).
Latar Belakang Masuknya Jepang ke Indonesia
Latar belakang kedatangan Jepang ke Indonesia adalah kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Kekayaan alam yang ada di Indonesia membuat berbagai bangsa tergiur untuk menyerang dan menguasai Indonesia, termasuk Jepang.
Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour yang merupakan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Hawaii. Serangan tersebut merupakan upaya Jepang untuk membangun suatu imperium di Asia dengan mengobarkan perang di Pasifik.
Mengutip Kemdikbud RI, kemenangan tentara Jepang di Perang Pasifik menjadi jalan untuk memasuki negara-negara Asia, termasuk Hindia Belanda (Indonesia).
Jepang kemudian menyerbu Indonesia dengan mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada 11 Januari 1942. Kedatangan Jepang ini membuat pihak Belanda merasa terancam, karena beberapa daerah Indonesia berhasil Jepang rebut kekuasaannya.
Pada akhirnya pihak Belanda yaitu Gubernur Jenderal A.W.L.Tjarda van Starkenborgh Stachouwer mengaku menyerah tanpa syarat kepada Jepang lewat perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942. Sejak itu Indonesia dikuasai oleh Jepang dan penjajahan Belanda berakhir.
Saat menguasai Indonesia, Jepang tak mempunyai banyak perlawanan. Masyarakat Indonesia menyambut kedatangan bala tentara Jepang dengan perasaan senang. Ini lantaran mereka mengira Jepang telah membebaskan bangsa Indonesia dari masa penjajahan Belanda.
Pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Namun sayang hal itu berubah usai beberapa waktu menduduki Indonesia.
Hal ini disebabkan karena Jepang mengetahui harapan yang besar dari bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, mereka mulai menciptakan propaganda-propaganda untuk menaruh kepercayaan pada hati bangsa Indonesia.
Upaya-upaya berlaku baik terus dilakukan pemerintah militer Jepang. Dengan membentuk organisasi yang akan memperkuat keyakinan Indonesia bahwa Jepang berada di pihaknya.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain, Gerakan Tiga A, merupakan organisasi pertama yang didirikan Jepang pada 29 April 1942 yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin. Lalu ada Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) dibentuk pada 22 November 1943, dibawah pimpinan K.H Hasyim Asy’ari, menjadi organisasi Islam yang didirikan oleh Jepang.
Setelahnya ada Putera (Pusat Tenaga Rakyat), didirikan pada 1 Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur dan terakhir yakni Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), didirikan pada 8 Januari 1944. Organisasi ini dipimpin oleh pejabat-pejabat Jepang.
Propoganda terkenal yang diusung Jepang adalah gerakan tiga A yakni Jepang pelindung Asia, Jepang pemimpin Asia dan Jepang cahaya Asia. Tetapi gerakan Tiga A hanya bertahan sementara. Penyebabnya adalah kurangnya simpati masyarakat Indonesia terhadap gerakan tersebut.
Akan tetapi Jepang semakin jelas menjajah Indonesia setelah sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang. Pengontrolan ini dilakukan untuk kepentingan perang dan kemajuan industri Jepang.
Cara-cara yang mereka lakukan adalah adanya sistem Romusha guna pembangunan jalan, jembatan dan lapangan udara. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang, dan hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang.
Merasa membutuhkan tentara untuk membantunya melawan kekuatan Amerika dan sekutunya, pada tahun 1943 Jepang memberikan latihan kemiliteran ke masyarakat Indonesia.
Dengan adanya organisasi militer itu dapat membantu Jepang melawan sekutu. Organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang, di antaranya Seinendan (Barisan Pemuda), beranggotakan pemuda berusia antara 14-22 tahun; Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), beranggotakan pemuda berusia 26-35 tahun.
Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Sumber-sumber kekayaan alam Indonesia dan juga tenaga-tenaga masyarakat Indonesia mulai dikuras oleh Jepang. Untuk memenuhi semua keinginannya, Jepang melakukan berbagai cara, mulai dari perjanjian-perjanjian, hingga cara-cara kekerasan.
Demikian ulasan tentang latar belakang masuknya Jepang ke Indonesia yang penting untuk diketahui pegiat sejarah. Semoga bermanfaat!
Editor : Komaruddin Bagja
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:
Sentimen: positif (76.2%)