Warga Sipil di Tepi Barat Diusir Israel, Mereka Datang saat Kami Tidur
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Warga Palestina di Tepi Barat terusir dari rumah mereka sendiri, karena agresi Israel yang kian parah di wilayah tersebut, warga Palestina di Kibbutz meninggalkan rumah mereka dan tak pernah kembali.
“Pasukan pendudukan datang saat kami sedang tidur. Mereka memukuli kami dan mencoba untuk membunuh kami atau mencoba untuk memaksa kami keluar dari rumah sendiri,” kata salah satu warga Palestina. Ia kemudian berujar, “Saya tak bisa tidur, saya terlalu takut.”
Banyak keluarga di Tepi Barat terpaksa meninggalkan rumah mereka karena tak punya pilihan.
Perempuan lanjut usia di Palestina mengatakan bahwa aksi Israel kali ini bak peristiwa Nakba yang kedua kalinya. Nakba adalah penghancuran masyarakat dan tanah air Palestina yang terjadi pada tahun 1948. Peristiwa ini mencakup pemindahan permanen warga sipil dari wilayah tersebut.
“Saya berusia 60 tahun, saya telah tinggal di sini sepanjang hidup saya. Sekarang ini semakin buruk,” kata dia. Aktivis hak asasi manusia Israel Yehuda Saul mengatakan serangan di Tepi Barat meningkat pesat sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober.
Pasukan Israel, kata dia, menyerang warga Palestina saat berada di luar, mendatangi rumah, membakar rumah hingga menghancurkan tangki air.
“Dan akibatnya adalah apa yang Anda lihat di depan mata Anda saat orang-orang meninggalkan seluruh komunitas untuk berkemas dan pergi,” ungkap Saul.
Sejak 7 Oktober, pasukan Israel melancarkan agresi ke Gaza. Imbas aksi ini, ribuan orang meninggal.
Tak lama setelahnya, Israel memblokade total Jalur Gaza dan melarang bantuan kemanusiaan masuk. Kini, bantuan memang bisa masuk tetapi dengan jumlah dan akses yang sangat terbatas.
Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Palestina menyebut bantuan yang masuk tak cukup memenuhi kebutuhan warga Palestina di tengah perang. Pasukan Israel juga menyerang area lain di Palestina seperti Tepi Barat dan kamp pengungsi Jabalia. (Zs/CNN)
Sentimen: negatif (100%)