Update! Korban Meninggal di Gaza Akibat Serangan Israel Capai 10.000 Orang Lebih
Fin.co.id Jenis Media: Nasional
Editor: Afdal Namakule |
Selasa 07-11-2023,10:45 WIBTentara Israel di Tepi Barat. (Anadolu)--
FIN.CO.ID- Penjajah Israel terus menggempur warga sipil Palestina yang bermukim di wilayah Gaza tanpa ada tanda-tanda gencatan senjata atau jeda kemanusiaan.
Hingga saat ini tepat dalam sebulan gempuran Israel di Gaza, tercatat 10.000 orang lebih telah meninggal akibat serang rudal-rudal Israel di pemukiman warga, rumah sakit dan kamp-kamp pengungsian.
Yang terbaru, ratusan korban tewas ketika rudal penjajah Israel menghantam atap Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza dan menewaskan sejumlah pengungsi yang berlindung di lantai paling atas.
Dilansir dari Aljazeera, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin kemarin, 6 November 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak.
BACA JUGA:
Gambar 3 : Foto demonstrasi bela rakyat Palestina dan Hentikan Perang-#news #perang israelvshamas-instagram.com/jonfarina
Para korban kebanyakan ditemukan meningga terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk akibat serangan rudal-rudal penjajah Israel.
Negara zionis ini juga menutup sejumlah akses terhadap barang-barang penting seperti bahan bakar, makanan dan listrik yang masuk ke Gaza.
“Jumlah [korban tewas] diperkirakan akan meningkat karena setidaknya 2.000 orang masih tertimbun reruntuhan. Masalahnya adalah, dengan kurangnya alat berat dan mesin, tim penyelamat di lapangan tidak dapat mengeluarkan dan mengeluarkan mayat-mayat ini dari bawah reruntuhan,” koresponden Al Jazeera Hani Mahmoud melaporkan dari Khan Younis di Gaza selatan.
Sementara jumlah orang yang terluka sejak dimulainya pemboman pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 25.408 orang, kata juru bicara Kementerian Kesehatan, seraya menambahkan bahwa Israel telah melakukan 18 serangan dalam beberapa jam terakhir dan menewaskan 252 orang.
BACA JUGA:
“Tonggak sejarah yang mengejutkan” ini adalah akibat dari pemboman tanpa pandang bulu yang dilakukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, dan sekolah," kata Medical Aid for Palestines (MAP), sebuah organisasi yang berbasis di Inggris.
“Berapa banyak lagi kematian yang diperlukan untuk mengakhiri serangan ini – 50.000, 100.000?,” kata Fikr Shalltoot, direktur kelompok tersebut di Gaza.
“Saat kami menyaksikan rumah, rumah sakit, dan sekolah kami hancur menjadi puing-puing, kami menangisi sedikit pun rasa kemanusiaan dari para pemimpin dunia" imbuhnya.
Meskipun Israel telah berjanji untuk menghancurkan kelompok bersenjata Palestina Hamas, yang melakukan serangan terhadap Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Namun, Israel hanya mampu membunuh warga sipil Palestina. Kondisi Gaza juga saat ini mencapai titik kritis di bawah pemboman terus-menerus oleh Israel. .
Sebanyak 16 rumah sakit di Gaza terpaksa menghentikan operasinya karena jumlah orang yang terluka meningkat sementara tidak adanya kehabisan persediaan bahan bakar.
PBB mengatakan bahwa lebih dari 1,5 juta orang, atau lebih dari separuh populasi Gaza, telah mengungsi.
Ketika kondisi di Gaza semakin memburuk dan jumlah korban tewas terus meningkat, seruan untuk mengakhiri pertempuran pun semakin meningkat.
Pada akhir Oktober, Majelis Umum PBB memberikan suara terbanyak untuk mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Namun, Israel dan sekutu terkuatnya, Amerika Serikat, menolak seruan gencatan senjata. Mereka mengatakan, gencatan senjata akan menguntungkan Hamas.
Amerika menyatakan akan mendukung penghentian sementara pertempuran agar bantuan lebih banyak bisa masuk ke Gaza, namun Israel kurang menunjukkan antusiasme terhadap gagasan ini.
Ketika Israel meningkatkan operasi darat di Gaza dan melanjutkan kampanye serangan udaranya, warga Palestina khawatir bahwa konflik ini tidak akan berakhir.
“Apakah kamu menikmati… film horor ini?” kata Zak Hania, warga kamp pengungsi al-Shati, bertanya kepada para pemimpin dunia dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.
“Berapa banyak orang yang perlu mati, dibunuh, demi rakyatnya, demi dunia, agar para pemimpin dunia bisa bergerak untuk melakukan sesuatu? Kami meminta gencatan senjata. Kami semua adalah warga sipil," tukasnya.
Pasukan Israel membagi bagian utara dan selatan Gaza. Pasukan tersebut diperkirakan memasuki Kota Gaza pada hari Senin atau Selasa.
Saat ini, militer Israel mengatakan mereka telah mengepung Kota Gaza dan bersiap menghadapi pertempuran darat yang diperkirakan akan terjadi. (*)
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google NewsSumber:
Sentimen: negatif (100%)