Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: kebakaran
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Gagal di Era Soeharto & SBY, Food Estate Dilanjutkan Jokowi
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Food estate jadi salah satu proyek penting Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sayangnya, garapan ini tak berjalan mulus. Banyak kritikan datang imbas melihat hasil lumbung pangan yang tak sesuai harapan.
Meski begitu, proyek ini terus dilakukan. Bahkan, Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto secara jelas menyatakan akan melanjutkan proyek ini ketika terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia pada 2024 nanti.
Terlepas dari itu, dalam narasi sejarah, proyek food estate di Indonesia bukan sesuatu yang baru. Sayangnya, sejarah juga telah membuktikan bahwa program tersebut berlangsung tak sesuai harapan.
Awal mula program ini dapat ditarik mundur 30 tahun lalu. Pada tahun 1990-an, Presiden Soeharto menjadi penguasa pertama yang mencanangkan program bernama Mega Rice Project.
Lewat kebijakan ini, Soeharto ingin mengubah rawa gambut di Kalimantan Tengah menjadi tempat pengembangan produksi beras. Diproyeksikan ada sejuta lahan gambut yang bakal disulap.
Menurut Jenny Goldstein dalam "Carbon Bomb: Indonesia's Failed Mega Rice Project" (2016), para ilmuwan sebetulnya sudah berpikir kalau Mega Rice Project bakal gagal. Faktor kondisi tanah menjadi penyebab utamanya. Namun mereka tak berdaya menahan ambisi Soeharto.
"Proyek ini dilakukan tanpa adanya konsultasi dan analisa sehingga berakhir dengan kegagalan besar. Setelah lahan dibuka dan padi ditanam baru diketahui kalau tanah gambut terlalu asam dan kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan padi," catat buku Menelan Hutan Indonesia.
Alhasil, pemerintah menelan kerugian yang amat besar. Masyarakat lokal tersisih. Hutan dihabisi dan kemudian menjadi awal dari bencana lingkungan terbesar di akhir abad ke-20.
"Yang tersisa dari program ini adalah tanah gambut yang mengering. Alhasil, ketika musim kemarau tanah gambut ini terbakar. Kebakaran tanah gambut telah menyebabkan polusi udara yang parah dan krisis kesehatan masyarakat diseluruh Asia," catat penulis riset Menelan Hutan Indonesia kolaborasi WALHI," catat penulis riset Menelan Hutan Indonesia kolaborasi WALHI.
"Pada 1997 terjadi musim kebakaran selama enam bulan yang mengejutkan dunia dengan foto-foto hutan dan desa yang membara, termasuk orang utan terbakar," sebutnya.
Meski sudah terbukti gagal, kebijakan serupa malah dilakukan kembali oleh pemerintahan selanjutnya. Tepat pada 2010, Presiden SBY meluncurkan program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE). Tujuannya adalah menjamin swasembada Indonesia dalam hal pangan dan energi.
Pertentangan pun bermunculan.
Argumentasinya berkutat pada program Jawasentris yang berupaya menciptakan lahan pertanian penghasil beras, tebu dan minyak sawit yang semuanya digunakan untuk penduduk Jawa, bukan rakyat Papua. Alhasil, masyarakat Papua yang sehari-hari makan sagu pun kehilangan sumber pangan utamanya karena ulah pemerintah.
Pada akhirnya, seperti yang sudah ditebak, proyek ini juga gagal memproduksi tumbuhan pangan dalam jumlah besar.
"Sembilan tahun setelah peluncuran, proyek "MIFEE" hampir tidak menghasilkan pangan atau energi. Hal ini merupakan taktik dangkal yang telah merampas dan membuka lahan untuk penebangan, atau mengkonversi menjadi perkebunan sawit atau akasia serta mengakselerasi industri ekspor lainnya," tulis riset itu.
[-]
-
Dapat Kritik PDIP, Food Estate Diperlukan RI, Kenapa?(mfa/mfa)
Sentimen: negatif (99.8%)