Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jember
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Arifin
NU Pasok Data Guru Ngaji untuk Pemkab Jember
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jember (beritajatim.com) – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama memasok data guru ngaji untuk Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur. Data tersebut akan dipadukan dengan data yang dimiliki pemkab.
Data guru ngaji diperlukan untuk pemberian insentif dari pemkab. “Sampai hari ini pencairan bantuan untuk guru ngaji belum terlaksana. Informasi yang saya dapat ini menunggu data dari PCNU,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Jember Ayub Junaidi.
Ayub meminta kepada para pengurus majelis wakil cabang (MWC) NU Jember untuk segera menyetorkan data guru ngaji ke PCNU. Dengan demikian NU memiliki bank data lengkap dan valid data guru ngaji.
“Kita ini kan kelemahannya di data. Kalau data sudah ada, akan kita sandingkan dengan data milik pemkab: apakah para guru ngaji di bawah naungan NU ini masuk dalam program pemda. Kalau belum masuk, kita perjuangkan. Kalau sudah masuk ya alhamdulillah,” kata Ayub.
PKB ingin program insentif untuk guru ngaji tepat sasaran dan tidak meniru metode pembagian insentif pada masa-masa sebelumnya.
Sekretaris PCNU Jember Pujiono Abdul Hamid membenarkan soal belum kelarnya pendataan guru ngaji oleh NU itu. “TPQ saya saja tidak didata. Padahal rumah petugas yang mendata dekat rumah saya. Berarti kan tidak berjalan. Kalau tidak berjalan ya jangan diharapkan bakal seperti yang diinginkan Mas Ayub,” katanya.
Pujiono menduga pengurus MWC yang bertugas mendata lebih mengandalkan data terdahulu dari pemda. Padahal.idealnya, PCNU Jember harus punya bank data sendiri. “Kalau bisa ada foto kopi KTP dan jumlah santri. Kalau valid, nanti didata dengan data milik pemerintah desa,” katanya.
Pujiono meminta MWC untuk membuat bank data guru ngaji. “Itu yang paling paham pengurus ranting,” katanya.
Ketua PCNU Jember Abdullah Syamsil Arifin akan melakukan pengecekan ulang ke masing-masing pengurus MWC. “Karena kemarin ada pelaporannya. Tapi setelah di-cross check balik, ada kekhawatiran jangan-jangan data yang dikumpulkan hasil.copy paste. Maka itu data yang dikumpulkan masih akan kami uji ulang, karena data itu harus berbasis data riil, bahwa ini memang guru ngaji yang harus diapresiasi,” katanya. (wir/ted)
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks
Sentimen: positif (76.2%)