KNews.id – Sebuah rudal menghatam wilayah Mesir, dan bahkan merusak sebuah rumah sakit serta melukai 11 orang warga sipil. Senjata tentara Zionis itu jatuh di kota Taba, pesisir Laut Merah Mesir.
Al Qaheera, rudal tak dikenal itu menghancurkan sebuah fasilitas medis di kota yang terletak di utara Mesir. Lima orang pasien yang tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit itu mengalami luka-luka. Sementara enam lainnya yang juga berada di dalam rumah sakit mengalami nasib yang sama.

Militer Mesir langsung melakukan investigasi terkait dari mana rudal itu diluncurkan. Angkatan Bersenjata Mesir juga memastikan bakal mengambil tindakan tegas usai hasil penyelidikan sudah diketahui.

“(Kami memiliki) hak untuk merespons pada waktu yang tepat,” bunyi pernyataan Angkatan Bersenjata Rudal misterius itu diyakini sejumlah pihak adalah milik militer Israel. Sebab serangan ini  bukan pertama kalinya terjadi di wilayah Mesir.

Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim mengetahui adanya insiden keamanan di wilayah perbatasan dengan Mesir. Akan tetapi, militer Israel bungkam soal keterkaitan dengan serangan di Gaza.
“(Kami) mengetahui adanya insiden keamanan di sisi lain perbatasan dengan Mesir,” kata Pasukan Pertahanan Israel.

Awal pekan ini, militer Israel menuding jika pasukan Hamas Palestina lah yang menembakkan roket ke wilayah kota pelabuhan Eliat yang letaknya berseberangan dengan Taba. Insiden serangan militer Israel bukan yang pertama kali terjadi. Tank Tempur Utama (MBT) Merkava militer Israel juga menyerang pos perbatasan militer Mesir di daerah Kerem Shalom.

Militer Israel menyatakan serangan itu merupakan ketidaksengajaan. IDF juga menyatakan telah menyampaikan permemintaan maaf kepada pemerintah dan militer Mesir atas insiden tersebut. Saat itu, muncul dugaan militer Isrel sengaja menargetkan pos perbatasan di dekat Kerem Shalom, usai Mesir membuka jalur perbatasan Rafah menuju Gaza, Palestina.

Pembukaan jalur bertujuan untuk memobilisasi bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, yang selama lebih dari dua pekan terisolasi akibat serangan militer Israel. (Zs/Viv)