Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina, Pertamina Patra Niaga
Kab/Kota: Semarang, Cilacap, Gresik, Demak, Bangka, Ambon
Tokoh Terkait
Berlayar Kian Lancar, Bengkel Sahabat Nelayan Solusi Perbaikan Mesin Kapal
Okezone.com Jenis Media: Nasional
SEMARANG – Gema azan Subuh baru usai setelah bersahutan dari pengeras suara Masjid Baitul Muttaqin dan Masjid Solahah di kawasan Tambaklorok, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Deru mesin kapal nelayan langsung menyambung tak kalah riuh.
Kapal-kapal nelayan berangkat perlahan menuju laut, membelah perairan. Para nelayan sejak awal pagi mempersiapkan peralatan, jaring, dan mesin kapal. Keheningan pagi seketika terputus oleh raungan mesin kapal dan suara gesekan jaring yang ditebar menangkap ikan.
Derit suara mesin las listrik dari sebuah bangunan berukuran 3x3 meter persegi turut meramaikan suasana pagi. Pijaran sinar serasa menusuk mata ketika elektroda kawat las bertemu dengan sumbu negatif katoda.
Pekerja itu sibuk mengelas jangkar kapal yang patah. Tebalnya karat membuat pengelasan sedikit terhambat, sehingga perlu dibersihkan dengan putaran besi amplas. Pekerja lainnya tampak membongkar mesin kapal untuk mengetahui bagian yang rusak.
Bengkel khusus nelayan ini menjadi solusi permasalahan menahun masyarakat pesisir ketika mesin yang menjadi nyawa kapal mendadak rusak. Sebelumnya, mereka sering kesulitan ketika mesin kapal bermasalah, karena harus membongkar dan mengangkutnya ke bengkel mobil yang berlokasi jauh.
Kini solusi telah ditemukan, dan teknisi bengkel nelayan hadir untuk mengambil mesin rusak dari lokasi nelayan. Bengkel nelayan bukan hanya tempat perbaikan mesin kapal, tetapi juga solusi yang membantu komunitas nelayan mengatasi berbagai tantangan alat tangkap ikan.
Bengkel nelayan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga dan Pertamina Lubricants. Nelayan Tambaklorok dinilai sebagai kelompok rentan dan lokasinya tak jauh dari Integrated Terminal Semarang yang dikenal sebagai Depo Petamina Pengapon.
“Oh ini sangat bermanfaat sekali. Dengan adanya bengkel nelayan ini kita sangat terbantu. Kalau misalkan ada kerusakan kapal atau minta diservis itu kita tidak perlu cari bengkel jauh sana-sini karena di sini sudah ada,” kata seorang nelayan, Yulianto, Senin (30/10/2023).
“Dulu kalau mau servis mesin harus diangkat ke daratan lalu mengangkut lagi ke mobil untuk ke bengkel yang jauh. Tapi sekarang cukup menyandarkan perahu ke dermaga sudah bisa diperbaiki,” lanjutnya.
Biaya servis juga relatif terjangkau dibanding ke bengkel lain. Untuk perbaikan ringan tarif yang dipatok sekira Rp50.000 – Rp70.000. Sedangkan untuk pengelasan bagian kapal yang bisa dibawa ke bengkel dikenakan biaya sekira Rp30.000.
“Layanan di sini sudah membantu banget, alat-alat bengkel juga sudah lumayan komplit. Kalau oli itu Rp27.000 untuk satu botol air mineral yang besar isi 1,5 liter, kalau di luar enggak dapet karena ada yang jual sampai Rp31.000,” beber dia.
Terdapat enam teknisi di bengkel yang melayani Kelompok Nelayan Semarang bagian Timur itu. Mereka sebelumnya juga merupakan nelayan yang mendapat pelatihan khusus perbaikan mesin kapal. Selain itu, mereka juga dibekali keterampilan mengelas.
“Bengkel nelayan ini tidak datang ujuk-ujuk (tiba-tiba). Kebetulan dari Pertamina ada program Sahabat Nelayan, karena formatnya pemberdayaan nelayan dengan keahlian antaranya adalah perbengkelan,” jelas salah satu teknisi, Yazid, mengawali ceritanya.
“Padahal masyarakat nelayan itu bisanya melaut, sementara untuk perbaikan mesin hanya beberapa orang yang bisa secara autodidak, tidak ada namanya secara teori. Nah, tahun 2020 ada wacana, baru kemudian pada 2021 terlaksana kegiatan pertama berupa pelatihan perbaikan mesin kapal. Dari situlah mulai terbentuk namanya bengkel nelayan di RW 14 Tambaklorok,” beber dia.
Penghasilan Tambahan
Pria kelahiran Demak Jawa Tengah itu menyampaikan, terdapat sekira 500 kapal nelayan di Tambaklorok. Mayoritas warga sebagai nelayan yang setiap hari menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan melaut.
“Tentu bengkel ini sangat bermanfaat bagi kami semua nelayan utamanya di Tambaklorok. Kami yang semula hanya nelayan biasa kini sudah tahu seluk beluk mesin dan cara memperbaikinya bila rusak. Banyak ilmu yang kami dapat,” tandasnya.
Selain itu, para teknisi bengkel kini juga mendapatkan penghasilan tambahan selain melaut. Setiap piket dan mengerjakan perbaikan mesin atau pengelasan, mereka akan langsung mendapatkan bayaran.
“Tapi sekali lagi bengkel ini sifatnya adalah membantu nelayan, memang kita dapat bagian dari pekerjaan servis. Biaya yang dibayarkan nelayan konsumen bengkel itu di antaranya untuk operasional bengkel, lalu misalnya kawat las kalau butuh pengelasan,” ucapnya.
“Pengelasan ini penting banget bagi nelayan, karena besi bila terkena air laut kan mudah karatan. Jangkar, baling-baling, dudukan mesin itu rawan patah. Makanya kita harus bisa mengelas untuk menyambungnya kembali,” ungkapnya.
Dia berharap, bengkel yang didirikan atas sinergi Pertamina dengan masyarakat pesisir itu bisa kian berkembang. Setelah melayani perbaikan dan penggantian oli mesin, mereka ingin menyediakan suku cadang mesin kapal.
“Kita terima kasih sekali kepada Depo Pertamina Pengapon maupun Pertamina Lubricants, karena telah melatih kami dan penyediaan tempat hingga semua peralatan. Termasuk alat troll untuk mengangkat mesin, dulu kita memikul mesin bila mau servis. Tapi sekarang kita sudah punya alat sendiri,” lugasnya.
“Inginnya bengkel ini semakin besar, dan kita bisa menyediakan sparepart. Karena kalau ada yang butuh spare part atau suku cadang mesin, atau jangkar, atau baling-baling saat ini kita belum bisa melayani. Semoga ke depan bisa terlaksana,” harapnya.
Kelompok Rentan
Sales Manager PT Pertamina Lubricants Area Jateng, Hanif Fajar, mengatakan, program Bengkel Pertamina Sahabat Nelayan itu sebelumnya sudah berjalan di Cilacap pada 2019. Kemudian, program itu direplikasi agar bisa membantu nelayan di Tambaklorok Kota Semarang.
“Saat kita melakukan survei, di Tambaklorok ini bengkel untuk nelayan itu jaraknya sangat jauh, jadi mereka harus pergi ke kota. Jadi Pertamina buat Bengkel Sahabat Nelayan di sini. Kami dari PT Pertamina Lubricants memberikan alat-alat bengkel, pelatihan-pelatihan, dan tentu pelumasnya untuk kebutuhan kapal-kapal yang ada di kampung nelayan ini,” ujar Hanif.
Dia juga merespons keinginan warga untuk mengembangkan bengkel. Selain penambahan alat-alat perbengkelan dan pelatihan-pelatihan lanjutan, mereka juga akan dibekali edukasi tentang pengelolaan bisnis.
“Nanti kita akan kembangkan pelatihan bisnis, tujuannya agar mereka bisa mengembangkan bengkel ini. Semua ini kita berikan untuk mengembangkan nelayan agar tidak kesulitan dalam memelihara kapal-kapal dan juga bisa mendapat memberikan nilai tambah dari sisi bisnis. Sehingga bisa memberikan penghasilan lebih kepada para nelayan,” tandasnya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, menambahkan, kawasan Tambaklorok diberikan bantuan bengkel nelayan karena lokasinya dekat dengan Depo Pertamina Pengapon. Kurang-lebih hanya 3 kilometer dengan waktu tempuh 8 menit dengan sepeda motor tanpa memacu kecepatan tinggi.
“Jadi di program Bengkel Pertamina Sahabat Nelayan itu, nelayannya kami bekali dengan bangunan dan perlengkapan, lalu kita berikan pelatihan, dan pendampingan terkait dengan program bengkel nelayan,” jelasnya.
“Tentunya bengkel ini bisa bermanfaat bagi nelayan, karena nelayan juga termasuk kelompok rentan yang perlu kita bantu. Bengkel ini merupakan bentuk kepedulian Pertamina terhadap masyarakat sekitar operasionalnya,” imbuh dia.
Menurutnya, kawasan pesisir Jawa Tengah dan DIY memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Untuk itu, Pertamina berkomitmen melakukan pendampingan dan bantuan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.
“Program ini kami jalankan agar nelayan bisa sejahtera. Melalui program CSR ini, harapan ke depan nelayan bisa mandiri dan membawa manfaat bagi masyarakat umum. Sebab, nelayan itu menangkap ikan, dan nanti ikan dijual untuk dinikmati masyarakat,” tutur Brasto.
Dukungan Kampus
Program Bengkel Pertamina Sahabat Nelayan akan terus berkembang dan direplikasi ke-7 lokasi yakni Padang, Bangka, Semarang, Cilacap, Gresik, Balikpapan (Kalimantan), dan Ambon. Bengkel ini tidak hanya menawarkan perbaikan mesin, tetapi juga mengedukasi nelayan tentang pemeliharaan mesin kapal agar dapat meminimalkan risiko kerusakan.
Pakar mesin kapal dari Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Semarang, Juwarlan, M.Mar.E, mengapresiasi bengkel nelayan itu. Apalagi, bengkel itu juga dilengkapi peralatan memadai dan teknisi yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan.
“Kalau ada bengkel khusus untuk nelayan itu saya sangat setuju dan sangat bagus. Nelayan itu problemnya hampir sama, karena kapal nelayan itu mirip-mirip mesinnya,” kata Juwarlan.
Ketua Jurusan Teknika Polimarin Semarang itu menyebut, belum banyak nelayan yang mendapat edukasi memadai tentang mesin kapal. Selama ini, nelayan hanya mengandalkan pengalaman dalam perawatan mesin.
“Biasanya kalau nelayan itu ketika ada kerusakan baru diperbaiki. Memang agak sulit kita menaksir kapan kerusakan setelah masa pemakaian, tapi ketika ada perawatan yang baik maka deteksi-deteksi kapan mesin itu rusak bisa diketahui,” lugas dia.
Polimarin mengaku terpanggil untuk turut memberikan bekal pelatihan teknik mesin kapal kepada para nelayan di Tambaklorok. Apalagi, perguruan tinggi tersebut juga memiliki sarana praktik memadai serta banyak ahli teknik.
“Kalau tanpa pelatihan, justru kadang malah memperpendek umur mesin itu sendiri. Jadi saya kira yang paling tepat memberi pelatihan supaya perawatan mesin bisa maksimal. Kami mungkin bisa (memberi pelatihan), karena di sini juga ada banyak mesin diesel dan banyak ahli teknik,” pungkasnya.
Sentimen: positif (100%)