Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kebayoran Baru
PDIP Sedih Ditinggal Jokowi-Gibran, Prabowo: Banyak Kader Saya Diambil Pihak Lain
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Bakal calon presiden (Bapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menanggapi santai perihal PDI Perjuangan (PDIP) yang merasa sedih ditinggal kader terbaiknya Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Prabowo, hal tersebut merupakan bagian demokrasi. Ia pun juga merasakan hal yang sama, dimana kader-kadernya banyak memilih minggat dan berlabuh di partai lain.
Baca Juga:
Elite Golkar Dirikan Posko Pemilih Prabowo-Gibran
"Ini kan proses demokrasi, saya juga banyak kader saya juga yang diambil pihak lain," ujar Prabowo saat menghadiri acara tasyakuran dan peresmian Posko Pemilih Prabowo-Gibran atau KOPI PAGI di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/10).
Olah sebab itu, Prabowo mengajak, semua kalangan agar tetap menjaga hubungan baik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
"Ya kita baik-baik aja ya kan. Kan kita satu bangsa satu negara," kata Prabowo.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan tentang suasana di internal PDIP. Ia mengungkap, kini PDIP tengah dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.
"Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," kata Hasto melalui keterangan tertulisnya, Minggu (29/10).
Baca Juga:
Djarot Saiful Hidayat Merasa Gagal ketika Gibran Jadi Cawapres Prabowo
Ia juga berbicara mengenai keistimewaan yang telah diberikan PDIP kepada Jokowi. Karena, Menurut Hasto, PDIP begitu mencintai Jokowi hingga menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," ujar Hasto.
"Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," sambungnya.
Lebih lanjut, Hasto pun menyampaikan, awalnya PDIP memilih untuk diam. Akan tetapi, akhirnya berani buka suara atas dorongan dari sejumlah tokoh, di antaranya Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dan lain-lain beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society,
"Akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," urainya. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi Undang Makan Siang 3 Capres, Prabowo Ucapkan Terima Kasih
Sentimen: positif (92.8%)