Sentimen
Positif (79%)
30 Okt 2023 : 14.03
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Dubai, Riyadh

Tokoh Terkait

Raja Salman Warning Perusahaan Multinasional di Arab, Kenapa?

30 Okt 2023 : 14.03 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Raja Salman Warning Perusahaan Multinasional di Arab, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi memberikan ultimatum kepada perusahaan multinasional yang memiliki divisi di Timur Tengah untuk memindahkan kantornya ke negara itu. Hal ini disampaikan saat Riyadh sedang berusaha mengumpulkan pendapatan dengan membangun pusat ekonomi baru.

Dalam berita CNBC International, pemerintah Saudi mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan atau melarang perusahaan asing yang tidak memiliki kantor di negara itu untuk menerima kontrak pemerintah. Mereka diberikan batas waktu hingga 1 Januari 2024 untuk membuka kantor di Saudi.

-

-

"Dan ketika Anda pindah, ada beberapa manfaat dan insentif yang membuat hal itu masuk akal," ujar Menteri Ekonomi dan Perencanaan Saudi, Faisal Al Ibrahim, dalam acara Future Investment Initiative.

"Ada banyak insentif, manfaat, dan dukungan yang selalu berubah, selalu berkembang, yang juga sedang didiskusikan dengan para pemain ini. Jadi bukan sekadar penguatan negatif. Ada banyak penguatan positif juga," tambahnya.

Ini diketahui menjadi pukulan telak bagi Uni Emirat Arab (UEA). Tetangga Saudi itu saat ini menjadi hub dari perusahaan multinasional untuk wilayah Timur Tengah.

Saudi sendiri sedang berupaya untuk membuat pusat ekonomi baru dalam kerangka kerja Visi Saudi 2030. Ini merupakan sebuah kampanye ambisius yang diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada tahun 2016, bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja di sektor swasta dan mendiversifikasi pendapatannya dari minyak.

Ketika pertama kali diumumkan, ultimatum markas besar ini menimbulkan skeptisisme dan kritik dari banyak investor dan analis regional. Mereka mempertanyakan kemampuan Arab Saudi, yang dikenal sebagai negara konservatif Muslim, untuk cukup menarik talenta asing.

Ekspatriat di pusat regional UEA seperti Dubai mempertanyakan kemampuan kerajaan tersebut dalam menyediakan layanan berkualitas hidup yang memadai seperti sekolah internasional, perumahan yang luas, dan aspek gaya hidup Barat, seperti alkohol, yang saat ini ilegal di Arab Saudi.

Namun seiring semakin banyaknya perusahaan yang melirik pasar Arab Saudi yang besar dan relatif belum dimanfaatkan, Al Ibrahim mengaku kerajaan tersebut menerima banyak minat dan investasi yang tumbuh pesat.

Di sisi lain, Saudi juga diketahui tengah membangun kota internasional NEOM, yang memiliki peraturan yang lebih longgar seperti penyediaan alkohol.

″Tanggapan (perusahaan) sangat berarti dan sangat positif. Selama beberapa dekade, nilai-nilai kita telah bocor ke negara-negara lain, dan itu tidak masalah. Namun saat ini, pilihan terbaik bagi (35 juta) populasi dan pertumbuhannya adalah membawa penciptaan nilai ke tempat di mana nilai tersebut dikonsumsi," ujarnya.

"Kami pikir pada akhirnya, hal ini bukan hanya tentang Arab Saudi yang meningkatkan posisi dan kebijakan pengadaan barangnya, namun juga akan memberikan dampak yang kuat terhadap perusahaan-perusahaan tersebut dan perekonomian di sekitar kita," katanya lagi.


[-]

-

Raja Salman Cs Ngamuk, Kutuk Serangan Israel di Tepi Barat
(sef/sef)

Sentimen: positif (79.8%)