Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Babi, Harimau Sumatera
Harimau Masuk Jeratan Babi Hutan di Marihat Tongah
Sumutpos.co Jenis Media: News
SUMUTPOS.CO – Warga Dusun/Huta Marihat Tongah, Nagori Marihat Raja, Kecamatan Dolok Panribuan, bersama pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sub Pematangsiantar, mengevakuasi seekor harimau yang terperangkap karena jerat yang dipasang warga, Senin (23/10) sore.
Peristiwa menghebohkan ini, berawal saat seorang warga Huta Marihat Tongah, Diman Sidabalok, Minggu (22/10), memasang jerat untuk perangkap babi hutan, yang kerap menggangu tamanaman warga. Siangnya sekira pukul 12.00 WIB, warga terkejut mendengar suara auman harimau. Kemudian Diman mengecek jerat yang dipasangnya. Diman pun terkejut, harimau jantan dewasa sudah masuk ke dalam perangkap yang dibuatnya.
Merasa takut, Diman melaporkan hal tersebut kepada Bhabinkamtibmas Aiptu RP Sidabalok. Selanjutnya diteruskan kepada unsur Muspika Dolok Panribuan. Mendengar laporan warga dan Bhabinkamtibmas, Muspika Dolok Panribuan menghubungi BBKSDA Sub Pematangsiantar, dalam rangka berkoordinasi tindak lanjut adanya harimau yang terperangkap jerat warga.
Usai berkoordinasi, sekira pukul 16.00 WIB, pihak BBKSDA dengan 4 personel didampingi gamot/kepala dusun, dan warga, turun ke lokasi keberadaan harimau yang terjerat tersebut. Di lokasi, pihak BBKSDA bersama warga melihat dari kejauhan, dan mendapati seekor harimau memang terperangkap. Namun melihat kondisi sudah menjelang malam, pihak BBKSDA memutuskan evakuasi dilaksanakan Senin (23/10).
Senin, Tim BBKSDA yang dipimpin Alfianto Siregar, sekira pukul 11.00 WIB, bersama Tim Kesehatan Hewan drh Anhar, Aliansi Pemerhati Satwa, Tim Konservasi Harimau Barumun, turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Proses evakuasi ini, disaksikan langsung oleh warga. Dalam melakukan evakuasi, tim mengadapi kesulitan, karena medan untuk menuju lokasi, berlumpur dan berada di bawah jurang.
Tim evakuasi yang berjumlah 5 orang, berhasil mendekati lokasi dan menembak harimau dengan bius. Setelah pingsan, harimau berhasil dievakuasi dengan bantuan warga, selanjutnya dilakukan perawatan dan infutasi oleh tim kesehatan hewan. Harimau tersebut selanjutnya dibawa ke Balai Konservasi Harimau Barumun di Tapanuli Selatan.
Menurut Camat Dolok Panribuan, Nopen G Sijabat mengatakan, ciri-ciri harimau yang terjerat jenis Harimau Sumatera berwarna coklat belang hitam, berjenis kelamin jantan, berumur sekitar 4-5 tahun, dengan berat kurang lebih 80 kilogram, terjerat pada bagian kaki depan sebelah kanan.
Sebelum meninggalkan perkampungan warga, tim mengimbau kepada warga agar tidak melakukan penjeratan terhadap babi hutan, karena bisa berdampak kepada satwa liar lainnya. Hal ini guna mempertahankan kelangsungan hidup binatang langka seperti harimau.
Mendengan informasi dari pihak Kecamatan Dolok Panribuan terkait terjeratnya harimau di perladangan warga, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, pun mengimbau kepada warga agar selalu awas saat melakukan aktivitas di perladangan, apalagi perladangan itu berdampingan dengan hutan.
“Tetap awas saat berkativitas di perladangan, apalagi yang ladangnya dekat dengan hutan,” imbaunya.
Dia juga mengapresiasi tidakan warga yang tidak mengabil keputusan sendiri, dalam melakukan evakuasi terhadap hewan tersebut. Tapi melaporkan lebih dulu kepada pihak yang berwenang.
“Terima kasih juga saya sampaikan kepada warga yang tidak gegabah dalam mengambil keputusan untuk tindakan evakuasi, dan melaporkan hal ini kepada pihak yang berwenang. Terima kasih buat warga Marihat Tongan,” ucap Radiapoh.
Sementara itu, Pangulu (Kepala Desa) Nagori Marihat Jaya, Maukar mengatakan, baru ini ada kejadian warga menemukan harimau.
“Ini pertama kali (temuan harimau). Warga memang sering memasang jerat untuk babi hutan, karena sering merusak tanaman,” jelasnya.
Dia menyebutkan, wilayah kampung warga tersebut berdekatan dengan kawasan hutan. Sehingga masyarakat curiga kalau harimau tersebut datang dari kawasan hutan.
Setelah harimau dievakuasi, Maukar mengungkapkan adanya kekhawatiran masyarakat, khususnya yang pergi ke ladang.
“Jadi ini masih kami rembukkan bersama warga, agar tetap melakukan aktivitas sebagaimana biasanya,” pungkasnya. (mag-7/saz)
Sentimen: negatif (100%)